Sabtu, 24 April 2010

BUMI DIHARI BUMI

BUMI, planet tempat kita berpijak sedang sekarat, rusak di berbagai bagian. Sebagian besar kerusakan itu diakibatkan ulah manusia.

Berbagai elemen masyarakat di seluruh dunia khususnya pencinta lingkungan, serempak memperingati Hari Bumi Sedunia pada Kamis (22/4). Sebagai tanda kasih sayang kepada bumi, pencinta lingkungan itu membagikan bibit pohon kepada masyarakat untuk ditanam di lingkungan tempat tinggal mereka. Sebuah usaha positif yang harus kita tindak lanjuti dengan sikap lebih mencintai bumi seisinya...

Diakui atau tidak, kepedulian kita terhadap lingkungan sangat lemah. Buktinya masih ada warga yang membuang sampah seenaknya. Orang yang berada dalam mobil sedang melaju di jalan pun tak segan melemparkan sampah walaupun hanya berupa tisu. Walaupun itu dianggap hanya sebagai tindakan kecil, namun tanpa kita sadari perilaku demikian adalah andil dalam memperparah kerusakan bumi.

Kita sangat menyadari, bumi kita sedang sakit, menunggu ajalnya tiba. Di beberapa kota misalnya, sudah menjadi langganan banjir. Padahal sebelumnya, banjir hanya menggenangi daerah tertentu khususnya kawasan rendah yang berada di daerah aliran sungai. Tapi kini, banjir tak pandang bulu menerjang semua wilayah.

Itu lantaran, ekosistem daerah ini sudah rusak. Sementara upaya memperbaikinya sangat minim, atau bisa dibilang tidak ada. Jadi, jangan salahkan alam yang tidak mau lagi bersahabat dengan manusia.

Di balik itu semua, gaya hidup kita selama ini --MUNGKIN-- memperparah kerusakan bumi, membakar sampjh semaunya. Padahal kalau kita mau bersikap arif, sampah bisa kita jadikan ‘obat’ bagi bumi yang sakit ini. Sampah tidak dibakar, tetapi dipilah yang organik diambil dan dimanfaatkan sebagai pupuk untuk menyuburkan tanah. Dengan demikian, tanaman yang kita tanam pun ikut menikmati. Kita sebagai manusia yang merasakan manfaatnya.

Apakah itu sudah kita lakukan..? Kalaupun ada, mungkin hanya segelintir orang. Seandainya semua penghuni bumi bisa bersikap arif terhadap planet ini, mereka sendiri yang akan merasakan manfaatnya.

Untuk itu, sebaiknya kita manfaatkan momentum Hari Bumi ini dengan sebaik-baiknya dan mengubah perlakuan kita terhadap bumi. Kita wajib mencintai bumi, sebagaimana bumi mencintai kita dengan memberikan semua kandungannya demi kemashlahatan manusia.

Sebelum terlambat, kita harus berbuat sesuatu untuk menyelamatkan bumi demi kelangsungan hidup anak cucu kita. Mulai sekarang, penghuni bumi wajib mengubah perilaku terhadap lingkungan, bumi dan seluruh isinya.

Kita tidak harus melakukan tindakan radikal, tetapi bisa dimulai dengan perbuatan kecil, misalnya tidak menggunakan plastik dalam menunjang kehidupan kita di atas bumi ini. Karena plastik justru merusak lingkungan, karena begitu tidak terpakai lagi akan menjadi sampah anorganik --berbahaya bagi manusia -- karena tidak hancur meski 100 tahun tertanam di tanah...

-----SELAMAT MERAYAKAN HARI BUMI------

Senin, 12 April 2010

MARI BERSEDEKAH

Assalamualaikum wr. wb..
Bismillah..

orang kikir dan sombong akan mendapat kesulitan dari Allah.
“Adapun orang yang kikir dan merasa dirinya kaya dan mendustakan kebaikan, maka Kami mudahkan dia menunju kesulitan.” [Al-Lail 8-10]

sebaliknya orang yang dermawan dirahmati Allah
“Maka barangsiapa memberikan hartanya di jalan Allah dan bertaqwa,dan membenarkan adanya pahala terbaik yaitu surga maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan.” [Al-Lail 5-7]

Allah telah mengatur bahwasanya orang yang mau memberikan harta yang dicintainya akan mendapat kebaikan yang sempurna,sedang orang yang merasa kaya dan susah memberi pada kerabat/sesama/anak yatim/fakir miskin,maka Allah mudahkan dia mendapat kesengsaraan.

Nah jika Allah telah berfirman demikian,betapa ruginya jika kita masih tidak memahaminya.Alhasil,kesulitan demi kesulitan akan terus menyertai hidup kita bukan hanya di dunia tetapi juga akherat. Boleh jadi gaji besar,tapi jika Allah berikan penyakit dalam diri kita,bukankah sebesar apa gaji tsb akan habis untuk berobat..? atau bisa saja Allah memberikan masalah sehingga mengurus tabungan kita. Lantas dimana nilai gaji besar tsb...? Boleh jadi rumah yang kita tempati megah, mobil mewah berjajar di garasi, namun jika Allah tidak memberikan ketentraman dalam hati pemiliknya, bisakah ia tidur nyenyak..? tanpa merasa takut kehilangan hartanya..? Harta yang banyak jika tidak dibarengi dengan zakat dan sedekah yang imbang maka tidak akan mendatangkan barokah bagi pemiliknya.

Ingatlah,Allah pasti memberi rezeki bagi setiap makhluk di dunia dan menjamin atas hidupnya. Akan tetapi ketika harta yang dititipkan Allah tsb malah membelenggu kita dalam kekikiran, maka kerumitan hidup telah berjajar di depan siap memeluk kita.

Hitam dan Putih telah ditunjukkan oleh Al-Quran, tinggal kita memilih..

Smoga kita smua disadarkan setiap saat bahwa harta yang kita banggakan, jika sewaktu-waktu Allah mengambilnya, kita tidak akan kuasa menahannya.. setelah itu kita tidak akan memiliki apa-apa,kecuali penyesalan karena tidak pernah mensedekahkannya.

Semoga bermanfaat..

Jumat, 09 April 2010

MENANGIS

Menangis adalah aktifitas fisik manusia. Bahkan sebelum dapat melakukan apa-apa, manusia sudah pandai menangis. Sebaliknya, aku belum pernah tahu ada makhluk lain yang bisa menangis. Menangis adalah akibat. Bukan sebab. Orang yang terlalu sedih akan menangis. Terlalu bahagia juga bisa menangis. Bayi yang ngompol akan menangis. Anak kecil diganggu temannya juga akan menangis. Seorang remaja putus cinta akan menangis. Seorang guru yang menghadapi murid yang sebegitu bebalnya, mungkin juga menangis. Orang tua yang ditinggal mati orang-orang terdekatnya juga akan menangis. Menangis adalah aktifitas semua manusia dan semua umur. Cuma, semakin berumur seseorang, semakin jarang ia menangis. Setelah mati, ia akan berhenti menangis. Kalau ada menangis dalam kubur, itu bohong. Kalau pun tidak bohong, itu menangis yang berbeda dengan apa yang sedang kita bahas

Menangis tidaklah identik dengan air mata, walaupun biasanya begitu. Ada orang yang bisa menangis tanpa mengeluarkan air mata, bahkan ada yang sanggup menangis didalam hati saja. Yang seperti ini tentulah kepandaian menangisnya sudah sangat tinggi, sehingga orang lain tidak tahu apakah ia menangis atau tidak. Pada tingkatan yang paling pandai (ini hanya dilakukan oleh para guru besar ilmu menangis) sesorang sudah dapat menangis sambil tersenyum, luar biasa!

Pun sebaliknya, mengeluarkan air mata belum tentu berarti menangis. Tertawa terbahak-bahak juga bisa mengakibatkan air mata keluar. Terlalu dekat dan lama menatap layar monitor juga bisa mengakibatkan mata terasa perih dan berair.

Kita teruskan dengan plus minusnya menangis.

Menangis adalah salah satu jalan keluar. Bila suatu masalah tidak ada jalan keluarnya lagi, biasanya orang akan menangis. Menangis seolah menjadi pintu kecil yang tersedia untuk menumpahkan beban yang berat yang menyesakkan dada. Menangis juga merupakan sarana komunikasi. Dalam keadaan normal, kita biasanya tahu kalau seseorang menangis, berarti ia sedang tidak gembira. Jadi, kalau bisa jangan minjam duit dulu padanya (maaf atas pangajuan saran yang menyimpang terlalu jauh ini). Setelah menangis, biasanya orang akan merasa sedikit lega. Ada sedikit beban yang bisa dilepaskan. Setelah menangis dan menarik nafas panjang, biasanya orang bisa mulai berbenah kembali, menata perasaan yang berantakan. Sedikit positifnya menangis adalah ini. Menangis kadang berarti sesorang itu sedang tersiksa. Tapi lebih tersiksa lagi kalau sampai tidak bisa menangis.

Negatifnya, menangis kadang dianggap cengeng. Belum apa-apa sudah menangis. Menangis juga dianggap sebagai penolakan. Kalau dalam suatu permasalahan yang berat, dan waktu pencarian jalan keluar salah satu pihak sudah menangis, maka berarti ia sudah tidak bersedia lagi bermusyawarah. Kadang juga dianggap senjata pamungkas. Bila suatu permohonan tidak dapat dipenuhi. Maka tangiskanlah, kadang-kadang upaya ini membuahkan hasil. Menangis juga kadang membuat kesal orang lain. Apalagi menangis yang meraung-raung di tengah malam disaat orang-orang butuh ketenangan untuk tidur. Orang akan menyumpah dan mencap sang penangis adalah gila! Maka, jangan lakukan yang seperti itu.

Namun, menangis tetaplah fitrah manusia, bahkan yang paling hakiki. Tuhan mencap manusia yang tak dapat menangis sebagai makhluk yang berhati batu.

Disaat malam yang hening, seorang hamba bersimpuh diatas sajadah yang bisu lalu mulai menghitung-hitung dosa yang telah dilakukannya. Lalu dari bibir yang kelu itu meluncurlah kata-kata sesal : Allah Tuhanku, aku datang lagi kali ini dengan tumpukan dosa yang semakin menjadi-jadi. Sekujur tubuh yang dulu suci ini telah habis kulumuri dengan dosa yang tiada terperi. Kepala yang berisi otak yang tidak seberapa ini dan dengan kecerdasan yang hanya setitik air ini telah berlaku sombong terhadap makhluk-makhlukMu yang lain. Bersama-sama dengan lidah dan bibir ini ia telah berani menghardik orang lain dengan mengatakan ‘bodoh!’. Mata ini telah dengan semena-mena menatap orang lain bak menatap sampah, penuh kehinaan. Dibarengi pula dengan tangan menutup hidung seolah menahan bau yang tidak sedap. Allah Tuhanku, perut ini telah dengan begitu bahagianya menerima makanan-makanan yang haram, telah dengan rakusnya merampas makanan milik anak-anak yatim, gelandangan dan orang-orang miskin lainnya. Tangan dan kaki yang selalu saja membawa diri ini ke tempat-tempat maksiat yang sungguh Engkau benci ya Allah. Dengan semua dosa itu, yang lebih mengherankan, hati ini ini tidak pernah berterima kasih atas segala nikmat yang telah Engkau berikan tanpa aku pernah bersusah membelinya bahkan walau hanya memintanya. Hatiku ini hanya diam saja menyaksikan semua kekangkuhan itu. Bahkan. ia tetap saja merasa berhak berjalan diatas bumiMu, bahkan berjalan dengan sombong! Berjalan dengan mangangkat dagu, mendongakkan kepala seperti hendak menantang langitMu! Allah Tuhanku, aku tahu disebelah maha kasihMu, ada juga murkaMu yang pedih. Aku bermohon padaMu, tahankanlah sejenak murkaMu itu dengan maha penyayangMu karena di balik gunung-gunung dosa yang tinggi itu, aku ingin mempersembahkan kerinduanku yang meneyesakkan dada terhadap ampunanMu. Kerinduan yang sama tingginya dengan gunung-gunung itu karena telah lama sekali aku memendamnya. Kerinduan yang telah kubawa sejak lahir ke dunia ini. Allah Tuhanku, dengan segala kehinaan seorang hamba, aku berlari mengejarmu, untuk kusungkurkan wajahku kebumiMu, dan dalam sedu yang lirih kuharap do’a taubat ini akan sampai ke langitMu yang tinggi. Lalu menjadi kunci bagi pintu maafMu.

Allah Tuhanku, setelah itu, untuk mengusir angkuh dan sombong yang selama ini bersemayam, tunjukkanlah padaku dimana letak sesal, agar aku mengambilnya untuk mengisi ke sebagian hatiku, lalu tunjukkanlah pula dimana letak syukur untuk kuisikan lagi dibagian hatiku yang lainnnya. Dengan keduanya, lalu kuatkanlah kakiku untuk berlari ke arahMu. Mungkin tak kuat berlari, aku akan berjalan, bila tak kuat berjalan aku akan melangkah. Bila semua itu tetap tak sanggup kulakukan, mohon seretlah aku agar tetap aku menjadi semakin dekat padaMu.

Allah Tuhanku, bumi yang telah basah dengan cucuran airmata ini jadikanlah pembatas bagiku untuk tidak kembali atau sekedar menoleh, dan setelah itu tetapkanlah mata dan hatiku untuk senantiasa menatap kepadaMU.

Tidak diteruskan, karena aku sudah menangis......... :(

Senin, 05 April 2010

OH..... WANITA

Perempuan atau wanita (Juanita, baca huanita, dari bahasa Spanyol), tak pelak lagi adalah kata yang tak dapat dipisahkan dengan lawannya, lelaki, pria.

Seorang teman berkata ; wanita adalah sorga bagi mata, neraka jiwa, dan siksaan bagi kantong/dompet (kecuali kantong atau dompet kosong).
Ada-ada saja memang cara pria menggambarkan para wanita yang nota bene adalah ibu dari manusia itu (termasuk ibu dari para pria tentunya).
Ada lagi yang berkata, jika pria dianekdotkan sebagai “buaya darat”, maka katanya wanita adalah lubang buaya itu sendiri.

“Wanita racun dunia”, ungkapan yang sering terlontar dan terdengar dari para pria yang pasti pernah disakiti hatinya oleh wanita. Bukankah obat untuk penyakit itu sebenarnya adalah “racun” yang diberikan dalam kadar dan dosis rendah (?)
Jika wanita diibaratkan racun, maka tentu akan tergantung pada tinggi rendah dosisnya, kalau sedikit maka ia adalah obat.

Wanita memang tampak lemah dari penampilannya yang gemulai. Namun ia ibarat lautan tenang yang bisa menenggelamkan apa saja dari yang paling kecil hingga paling besar.
Tak sedikit pria yang diakui perkasa dan berkuasa tapi bertekuk lutut di hadapan seorang wanita. “Namun ada kala pria tak berdaya, tekuk lutut di sudut kerling wanita……” Ini penggalan syair dari lirik lagu yang diciptakan Ismail Marzuki. Menggambarkan bagaimana seorang wanita bagi para pria.

Cleopatra, Ratu Mesir, mampu menggoncangkan Romawi, Julius Caesar dan Mark Anthony memperebutkan wanita yang konon amat cantik sehingga dijadikan simbol kecantikan seorang wanita itu.
Adolf Hitler, Penguasa Fasis Jerman itu harus menuruti keinginan seorang wanita bernama Eva Braun yang menjadi kekasih gelapnya, dan rela sama-sama mati bunuh diri ketika mesti menerima kekalahan Jerman terhadap Sekutu.
Begitupun seorang Napoleon Bonaparte, Kaisar Prancis legendaris itu rela berbuat apapun asal mendapatkan cinta Josephine yang kemudian menjadi istrinya, seorang Louis XIV, Raja Monarki Absolut Prancis yang akan terus menuruti nafsu belanja istrinya Marie Antoinette (Madame Defisit).

Terlalu banyak jika disebutkan satu per satu wanita yang pernah mendominasi kehidupan pria.
Wanita, apapun sebutannya dalam bahasa masing-masing, ia tetaplah sosok manusia pasti tak akan pernah lepas dari pria, karena ia merupakan bagian dari pria itu sendiri, saling asih, asah, dan asuh.
Yang jelas wanita adalah ibu, isteri, dan saudara, anak bagi pria.

…..Diciptakan alam pria dan wanita. Dua makhluk dalam asuhan Tuhan...
Wanita dijajah pria sejak dulu, dijadikan perhiasan sangkar madu……..namun ada kala pria tak berdaya, tekuk lutut di sudut kerling wanita…….. (Appreciated to Ismail Marzuki)

Jumat, 02 April 2010

HURIP DAN GESSANG

Sepanjang sejarah kesusasteraan Jawa, telah dikenal berbagai tulisan asli yang antara lain adala tulisan Jawa yang merupakan unsur penting dari kebudayaan Jawa itu sendiri.

Tersebut suatu legenda yang menceriterakan kisah Pangeran Ajisaka yang rupa-rupanya bermula sebagai sebuah ceritera untuk menerangkan artinya dari kalimat yang muncul dari susunan abjad Jawa yang terdiri dari dua puluh huruf dengan artinya sebagai berikut:

Ha na ca ra ka : ada dua orang utusan
Da ta sa wa la : saling bertengkar
Pa dha ja ya nya : sama-sama kuat
Ma ga ba tha nga : kedua-duanya mati.

Masyarakat umum menganggap bahwa Ajisaka yang menciptakan huruf Jawa. Sementara para ahli menyatakan bahwa tulisan Jawa berasal dari suatu bentuk tulisan Sankerta Dewanagari dari India Selatan.

Dalam perkembangannya orang Jawa sudah banyak menggunakan huruf Latin dari pada huruf Jawa, namun di beberapa tempat masih ditemui tulisan yang menggunakan huruf Jawa. Bahkan oleh beberapa orang dinyatakan bahwa huruf Jawa memiliki falsafah atau makna bagi kehidupan manusia. Sebagai contoh:

Huruf ha diberi makna hidup: na berarti ada. Jadi ha na berarti adanya hidup, ca ra ka diartikan sebagai cipta rasa karsa: caraka berarti juga utusan atau duta.

Dengan demikian makna hana caraka adalah adanya hidup diciptakan oleh Tuhan yang diutus untuk memelihara alam lingkungan dengan berpedoman pada tuntunan-Nya sehingga manusia tidak banyak berbuat salah.

Huruf da berati Dhat: ta berarti tan (tanpa) sa wa la berarti salah. Jadi Da ta sawala berarti petunjuk yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa tidak pernah salah.

Huruf pa dha ja ya nya mengandung makna penggambaran diri manusia yang mana hati nuraninya tergoda oleh nafsu, maka sering timbul pertentangan di dalam dirinya. Oleh karena itu manusia diajarkan untul selalu memohon petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Esa agar senantiasa berada dalam kebenaran.

Huruf ma ga ba tha nga; ma dan ga berarti sukama dan angga yang hidup dan berbudaya untuk mewujudkan tindak yang baik. Akhirnya ma, ga akan menjadi ba tha nga, yaitu mati apabila tugas sebagai caraka (utusan) telah selesai atau telah dikehendaki oleh Tuhan kembali (meninggal dunia). Demikian antara lain pengungkapan makna huruf Jawa ha na ca ra ka, da ta sa wa la, pa dha ja ya nya, ma ga ba tha nga.

Dalam kehidupan berbudaya ada beberapa orang yang dalam menghayati makna hidup dan kehidupannya menggunakan huruf Jawa sebagai alat untuk dapat memahami makna hidup tersebut. Seseorang sadar sepenuhnya bahwa di dalam dirinya diberi hidup sehingga dia berusaha memahami apa makna hidup itu. Berikut akan diungkap makna hidup dengan menggunakan uraian dari kata yang berhuruf Jawa.

Penjelasannya sebagai berikut: Yang disebut hidup itu terdiri dari dua jenis, yaitu yang disebut hurip dan gesang. Kata “urip” dalam huruf Jawa terdiri dari ha; berasal dari sebutan ma ha (maha) suku (u) mengandung makna tenaga, ra: berasal dari sebutan ha ra (getaran) wulu (i) mengandung maksud bahwa huruf yang di dulu adalah positif pa: mengandung maksud meliputi apa saja karena berasal dari sebutan apa-apa (apa) pangku (tanda huruf mati) mengandung maksud kebahagiaan hu: berasal dari sebutan satuhu (suatu sifat nyata) rip: berasal dari sesebutan mirip (serupa). Kata “hurip” sebelum diberikan sandangan akan tertulis ha ra pa yang artinya hadap dan kehendak (nafsu).

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa yang disebut “hurip” (hidup) adalah Maha Tenaga yang bergetar, yang memiliki kebahagiaan seperti mulia dan kebiasaan yang bermacam-macam serta mempunyai kehendak. Adapun sifat hidup adalah getaran-getaran yang memenuhi dan meliputi alam semesta yang kesemuanya berujud mirip antara yang satu dengan lain. Getaran itu disebut “hara”. Sebutan nama tersebut berasal dari adanya pengetahuan suatu gerak yang sangat cepat dan hanya bisa ditirukan oleh gerakan lidah, sehingga akan keluar bunyi dari mulut: “rrrraaaaa”. Karena hal tersebut bersifat maha, maka sebutan maha dan ra dijadikan satu sebutan “mahara” yang disingkat “hara”. Hara memiliki kebiasaan, maka sebutan “hara” dan “bisa” disatukan menjadi “harabisa”, yang kemudian disingkat “rasa”, karena sebutan “rasa” berasal dari sebutan “hurip”, maka rasa adalah hurip yang memiliki hadap kehendak kebiasaan kebahagiaan yang semuanya bersifat nyata serupa/mirip.

Berikut makna hidup dari apa yang disebut dengan gessang. Kata “gessang” dalam huruf Jawa terdiri dari: ga: berasal dari sebuta ra ga (raga/sifat berwujud) pepet (e) mengandung maksud perasaan/rasa kulit. Sa: berasal dari sebutan ra sa (rasa) pangku (tanda huruf mati): mengandung maksud sanga (sembilan) sa: berasal dari sebutan ra sa (rasa) setcak (tanda bunyi sengau) mengandung maksud sanga (sembilan). Ges: berasal dari sebutan teges (arti). Sang: berasal dari sebutan tumangsang (terkait) kata “gesang” sebelum mendapatkan sandangan tertulis ga sa sa nga, yang berasal dari sebutan gagasa (gagasan), sanga (sembilan) maksudnya gagasa atau pikir itu terkait oleh sembilan rasa. Dari penjelasan tersebut disimpulkan bahwa yang disebut “gessang” adalah hidup yang memiliki raga, mengandung sembilan rasa positif dan rasa kulit yang mengikat pikir.
Sembilan rasa tersebut adalah:
2 rasa pengelihatan kanan dan kiri
2 rasa pendengaran kanan dan kiri
2 rasa pembauan kanan dan kiri
1 rasa lidah
1 rasa dubur dan
1 rasa kelamin.

Sembilan rasa tersebut masing-masing mengikat gagasan/pikir. Hidup yang berwujud demikian berada di atas permukaan bumi dan harus mempunyai arti atau berguna.

Hidup yang disebut dengan “gessang” ini berasal dari “hurip” yang masing-masing memiliki tenaga hadap dan kehendak. Demikian makna hidup yang dijelaskan melalui kata “hurip” dan “gessang”.

Sebutan “hidup” erat sekali hubungannya dengan sebutan yang Maha Hidup. Untuk memberikan pengertian Yang Maha Hidup, dijelaskan dengan menggunakan kata “halah” dalam huruf Jawa sebagai berikut:
Ha: berasal dari sebutan ma-ha (maha). Suara Ha adalah suara bernafas yang menunjukkan hidup. Maka ha mengandung maksud “Yang Maha Hidup”.
Ia: berasal dari sebutan hala (kasar).
Wignyan (huruf mati): mengandung maksud sebagian dari Yang Maha.
Lah: berasal dari sebutan oleh dan polah (memasak dan bergerak).

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang disebut “Halah” (Alah) adalah Yang Maha Hidup, yaitu yang memasak atau mengadakan segala sesuatu mulai dari tidak ada menjadi ada, dari sifat yang terhalus menjadi sifat yang terkasar yang semuanya itu digerakkan atau dihidupi. Adapun dijadikannya sifat-sifat kasar atau berwujud itu hanya sebagian dari sifat ke-MahaanNya.

Demikian makna dari kata berhuruf Jawa “hurip” dan “gessang” yang mengandung arti hidup, yang ternyata di dalamnya terkandung makna yang dalam dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Dari uraian tersebut dapat diketahui betapa tingginya pengetahuan yang telah dicapai oleh leluhur bangsa kita dengan membuat suatu bahasa dan tulisan yang bermakna luhur. Hal demikian dapat menambah pengetahuan dan khasanah budaya bangsa kita. SEMOGA....

Sumber:
Tim Koordinasi Siaran Direktorat Jenderal Kebudayaan. 1995. Aneka Ragam Khasanah Budaya Nusantara VI. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

SEJARAH APRIL MOP

Sebelumnya mohon Maaf bila ada yang tidak berkenan, hanya ingin menyampaikan kepada sesama saudara seiman. Hanya ingin memperluas wacana Keislaman...

Inilah sejarahnya yang disalin kembali sebagiannya dari buku “Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Halloween: So What?” (Rizki Ridyasmara, Pustaka Alkautsar, 2005)

SEJARAH APRIL MOP
Perayaan April Mop yang selalu diakhiri dengan kegembiraan dan kepuasan itu sesungguhnya berawal dari satu tragedi besar yang sangat menyedihkan dan memilukan. April Mop atau The April’s Fool Day berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tahun 1487 atau bertepatan dengan 892 H. Sebelum sampai pada tragedi tersebut, ada baiknya menengok sejarah Spanyol dahulu ketika masih di bawah kekuasaan Islam.

Sejak dibebaskan Islam pada abad ke-8 M oleh Panglima Thariq bin Ziyad, Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi satu negeri yang makmur. Pasukan Islam tidak saja berhenti di Spanyol, namun terus melakukan pembebasan di negeri-negeri sekitar menuju Perancis. Perancis Selatan dengan mudah bisa dibebaskan. Kota Carcassone, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours, dan sebagainya jatuh. Walau sangat kuat, pasukan Islam masih memberikan toleransi kepada suku Goth dan Navaro di daerah sebelah Barat yang berupa pegunungan.

Islam telah menerangi Spanyol. Karena sikap para penguasa Islam begitu baik dan rendah hati, maka banyak orang-orang Spanyol yang kemudian dengan tulus dan ikhlas memeluk Islam. Muslim Spanyol bukan hanya beragama Islam, namun mereka sungguh-sungguh mempraktekkan kehidupan
secara Islami. Mereka tidak hanya membaca Al-Qur'an tapi juga bertingkah laku berdasarkan Al-Qur'an. Mereka selalu berkata tidak untuk musik, bir, pergaulan bebas, dan segala hal yang dilarang Islam. Keadaan tenteram seperti itu berlangsung hampir enam abad lamanya.

Selama itu pula kaum kafir yang masih ada di sekeliling Spanyol tanpa kenal lelah terus berupaya membersihkan Islam dari Spanyol, namun mereka selalu gagal. Telah beberapa kali dicoba tapi selalu tidak berhasil. Dikirimlah sejumlah mata-mata untuk mempelajari kelemahan umat Islam di Spanyol. Akhirnya mata-mata itu menemukan cara untuk menaklukkan Islam di Spanyol, yakni pertama-tama harus melemahkan iman mereka dulu dengan jalan serangan pemikiran dan budaya.

Maka mulailah secara diam-diam mereka mengirim alkohol dan rokok secara gratis ke dalam wilayah Spanyol. Musik diperdengarkan untuk membujuk kaum mudanya agar lebih suka bernyanyi dan menari ketimbang baca Qur’an. Mereka juga mengirim sejumlah ulama palsu yang kerjanya meniup-niupkan perpecahan di dalam tubuh umat Islam Spanyol. Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil.

Akhirnya Spanyol jatuh dan bisa dikuasai pasukan Salib. Penyerangan oleh pasukan Salib benar-benar dilakukan dengan kejam tanpa mengenal peri kemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang idbantai, juga penduduk sipil, wanita, anak-anak kecil, orang-orang tua, semuanya dihabisi dengan sadis.

Satu persatu daerah di Spanyol jatuh, Granada adalah daerah terakhir yang ditaklukkan. Penduduk-penduduk Islam di Spanyol (juga disebut orang Moor) terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Tentara-tentara Kristen terus mengejar mereka.

Ketika jalan-jalan sudah sepi, tinggal menyisakan ribuan mayat yang bergelimpangan bermandikan genangan darah, tentara Salib mengetahui bahwa banyak Muslim Granada yang masih bersembunyi di rumah-rumah. Dengan lantang tentara Salib itu meneriakkan pengumuman, bahwa para Muslim Granada bisa keluar dari rumah dengan aman dan diperbolehkan berlayar keluar dari Spanyol dengan membawa barang-barang keperluan mereka. “Kapal-kapal yang akan membawa kalian keluar dari Spanyol sudah kami persiapkan di pelabuhan. Kami menjamin keselamatan kalian jika ingin keluar dari Spanyol, setelah ini maka kami tidak lagi memberikan jaminan!” demikian bujuk tentara Salib.

Orang-orang Islam masih curiga dengan tawaran ini. Beberapa dari orang Islam diperbolehkan melihat sendiri kapal-kapal penumpang yang sudah dipersiapkan di pelabuhan. Setelah benar-benar melihat ada kapal yang sudah dipersiapkan, maka mereka segera bersiap untuk meninggalkan Granada bersama-sama menuju ke kapal-kapal tersebut. Mereka pun bersiap untuk berlayar.

Keesokan harinya, ribuan penduduk Muslim Granada yang keluar dari rumah-rumahnya dengan membawa seluruh barang-barang keperluannya beriringan jalan menuju pelabuhan. Beberapa orang Islam yang tidak mempercayai tentara Salib bertahan dan terus bersembunyi di rumah-rumahnya. Setelah ribuan umat Islam Spanyol berkumpul di pelabuhan, dengan cepat tentara Salib menggeledah rumah-rumah yang telah itinggalkan penghuninya. Lidah api terlihat menjilat-jilat angkasa ketika para tentara Salib itu membakari rumah-rumah tersebut bersama orang-orang Islam yang masih bertahan di
dalamnya.

Sedang ribuan umat Islam yang tertahan di pelabuhan hanya bisa terpana ketika tentara Salib juga membakari kapal-kapal yang dikatakan akan mengangkut mereka keluar dari Spanyol. Kapal-kapal itu dengan cepat tenggelam. Ribuan umat Islam tidak bisa berbuat apa-apa karena sama sekali tidak bersenjata. Mereka juga kebanyakan terdiri dari para perempuan dan anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Sedang tentara Salib itu telah mengepung mereka dengan pedang terhunus.

Dengan satu teriakan dari pemimpinnya, ribuan tentara Salib itu segera membantai dan menghabisi umat Islam Spanyol tanpa perasaan belas kasihan. Jerit tangis dan takbir membahana. Dengan buas tentara Salib terus membunuhi warga sipil yang sama sekali tidak berdaya.

Seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan kejam. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman. Tragedi ini bertepatan dengan tanggal 1 April. Inilah yang kemudian diperingati oleh dunia Kristen setiap tanggal 1 April sebagai April Mop (The Aprils Fool Day).

Bagi umat Islam April Mop tentu merupakan tragedi yang sangat menyedihkan. Hari di mana ribuan saudara-saudaranya seiman disembelih dan dibantai oleh tentara Salib di Granada, Spanyol. Sebab itu, adalah sangat tidak pantas jika ada orang Islam yang ikut-ikutan merayakan tradisi ini. Sebab dengan ikut merayakan April Mop, sesungguhnya orang-orang Islam itu ikut bergembira dan tertawa atas tragedi tersebut. Siapa pun orang Islam yang turut merayakan April Mop, maka ia sesungguhnya tengah merayakan ulang tahun pembunuhan massal ribuan saudara-saudaranya di Granada, Spanyol,
beberapa abad silam...