Rabu, 18 Agustus 2010

SEBUAH RENUNGAN DI HARI KEMERDEKAAN

Apakah negeri ini butuh dijajah lagi?

Saat dijajah, semua penduduk negeri bahu membahu bersama penduduklain, saling melindungi dar berbagai macam bahaya, berjuang dengantekad yang bulat untuk sebuah cita2: Kehidupan bebas yang lebih baik.

Apakah negeri ini butuh dijajah lagi??

Saat dijajah, yang kaya merelakan harta benda mereka, berjuangdengan sepenuh hati. Si kuat berjuang membela saudara yang lemah, dansi pandai dengan senang hati membagi ilmu mereka, agar masyarakatmenjadi cerdas.

Apakah negeri ini butuh dijajah lagi?

Saat dijajah, orang2 negeri ini benar2 menunjukkan determinasi yangtinggi meskipun dihimpit oleh keterbatasan, menyelesaikan masalah yangpaling pelik sekalipun dengan kepala dingin, menghargai sesama,bergotong royong, tidak individualistis.

Di kala "merdeka", si kaya menjadi begitu kikir, mengeksploitasi simiskin. Si kuat menindas yang lemah. Si pandai membodohi orang lain.

Di kala "merdeka", masalah sepele saja berujung ribut2, situasi serba pelik.

Di kala "merdeka", penjajahan pun dilakukan oleh orang yang dulu terjajah.

Di kala "merdeka", negeri ini malah dirusak oleh penghuninya sendiri, oleh bermacam macam ketololan dan ketidak pedulian.

Di kala "merdeka",si bodoh pun berlagak pintar, sehingga membuat orang lain tersenyum kecut dan tertawa ironis.

Daendels, JP Coen, van Mook....Bangkitlah dari kubur, agar orang2sekliber Soekarno, Hatta, Nasution, dan jenius jenius baik hati dijaman dahulu juga bangkit dan mengajari penduduk negeri ini,bagaimanakah keadilan sosial itu, bagaimana caranya bermusyawarah yangbaik, bagaimana seharusnya ilmu itu diterapkan, dan bagaimana agarorang2 yang kurang berilmu itu tahu diri, agar tidak menganggap dirinyaberilmu tinggi sehingga mampu berbuat sesuka hati mereka.

Mungkin, ada baiknya jika negeri ini butuh dijajah lagi...

*Hanya renungan anak kampung....

Jumat, 13 Agustus 2010

SURAT CINTA BUAT CALON ISTRI

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Kepada mu calon istri ku …

Aku ingin menjadi lelaki terkahir dalam hidup mu, menikah adalah keharusan yang harus kita jalani untuk menyempurnakan agama kita, tapi aku tidak mau menikah hanya membuat kufur nikmat kepada-Nya, tak ada keberanian bagiku berjanji untuk mencintaimu sepenuhnya, namun aku berani berjanji untuk selalu belajar mencintaimu seutuhnya, dan merangkaikan cinta sejati yang membuat kita lebih erat dan semakin cinta kepada_Nya. keinginan kuatku untuk hidup bersamamu dengan sempurna. tanpa banyak terkontaminir hal-hal yang menimbulkan perselisihan antara kita..
aku tak berani berjanji membuatmu bahagia selalu, namun aku dapat berjanji untuk selalu ada dalam setiap suasana dan kondisi hatimu. ingin selalu menyediakan pundak dalam kesedihanmu, menjadi obat penenang dalam kegundahanmu, merindangteduhkan senyuman sebagai naungan hati dan jiwamu serta melebarkan pangkuan disaat kelemahanmu. tanpa ego yang menaungi disetiap diri kita, cukuplah kita berdua yang tau keinginan dan kemampuan kita.
melaluimu, terlahirlah parajudin kecil pelengkap hidup, pelipur lara, yang menjadikanku pondasi bangunan nan kokoh dalam pemikiran dan pandangan mereka, serta menjadikanmu madrasah ilmu yang tak ada batasnya.

Seorang wanita, yaitu kamu …

Maafkan aku jika menyakiti mu lewat ucapan atau tingkah ku, bukan untuk ingin melukai perasaan mu, tetapi melainkan hanya keegoisan ku sebagai lelaki, jumawa ku sebagai pendamping mu, dan kesombongan ku sebagai Adam.

Untuk mu, calon istri ku …

Maafkan jika nanti saat meng-Ijab mu aku tidak membuat sesuatu yang istimewa dalam hari istimewa kita, karena dasar ku untuk meng-Ijab mu adalah bukan untuk kenikmatan sesaat tetapi akupun tidak juga ingin melewatkan hari special tersebut. Yang pasti aku akan meniatkan bila saat itu tiba nanti, aku akan meminta semua ciptaan-Nya untuk berseru dan mendoakan untuk Sakinah Warahmah Ma Waddah bagi kita berdua dan untuk keluarga kita berdua. Amin…Amin…Ya Rabbal Alamiin

Wa’alaikumussalam WR WB

PUASA HANYA UNTUK PARA PENCINTA SANG PENCIPTA

Hai orang-orang yang beriman,diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS. Al Baqarah : 183)

Puasa yang dalam bahasa Arab disebut shoum mempunyai arti menahan,yaitu menahan diri dan berpantang dari apa saja. Menurut Syara' berarti menahan diri dari segala yang membatalkan puasa sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat khusus.

Dalam keseharian kita terbiasa makan 3 kali sehari ditambah minum dan makanan kecil yang bertujuan untuk bekal energi melakukan berbagai aktivitas. Sebagai manusia kita juga mempunyai berbagai nafsu yang bisa muncul dimana saja dan kapan saja. Ketika berpuasa kita harus menahan semua itu dari terbit fajar hingga matahari terbenam.

Untuk menahan diri dari perkara-perkara yang mengurangi atau bahkan membatalkan puasa,bukan hal yang mudah.

Bahkan kita pun pernah mencari-cari alasan pembenaran untuk tidak berpuasa. Sakit sedikit saja sudah merasa tidak kuat untuk berpuasa. Bepergian jauh meskipun ditempuh hanya beberapa jam dengan naik pesawat serta tidak merasa lelah dan gerah sedikitpun karena senantiasa berada di dalam kendaraan dan ruangan ber-AC juga pernah menjadi alasan kita untuk tidak berpuasa. Atau alasan karena kita seorang pekerja berat yang jika berpuasa tidak akan kuat bekerja.

Allah tentu 'tahu banget' tabiat manusia yang notabene adalah makhluk ciptaan-Nya yang 'tidak begitu suka disuruh bersusah-susah' seperti berpuasa. Untuk itu Allah mewajibkan puasa hanya untuk orang-orang yang beriman yang berpuasa tanpa merasa berat atau terpaksa, sekedar untuk memenuhi kewajiban.

Orang-orang yang beriman tentu orang-orang yang sangat mencintai Allah 'Sang Pencipta'. Mereka berpuasa karena mereka menyadari puasa bukan sekedar kewajiban manusia atas Tuhannya, puasa bukan untuk Allah. Tapi untuk kepentingan diri kita sendiri karena Allah adalah Dzat yang tidak memerlukan apapun dari makhluknya.

Mereka memahami bahwa puasa adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada kita untuk berproses supaya menjadi orang-orang yang bertakwa yang selalu berbuat kebaikan di muka bumi ini,memberi manfaat bagi siapa pun serta mampu mengendalikan diri untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak diridloi Allah.

Semoga kita termasuk orang-orang beriman yang mencintai Sang Pencipta. Semoga puasa kita dapat menjadikan kita menjadi orang yang bertakwa.

Selamat menunaikan ibadah puasa Romadlon 1431 H.

Jumat, 06 Agustus 2010

YANG KURINDU ITU KAMU

seringkali ada nyanyian melengking dikedalaman rumahku
lalu suaranya menyeruak keluar lewat jendela kamar yang tertutup tirai
bahkan pernah juga ada semburat merah mawar yang mengilap di lantai
atau bulan terendam separuh badan di laut rumahku ketika langit terbelah
lalu terhampar aneka permadani dengan bidadari cantik menari di atasnya

gelang-gelang emas bergemerincingan di kaki mereka
seorang di antaranya mendekatiku
menjulurkan tangannya yang lembut mengajakku menari

nafasku tersengal ketika dadaku menyentuh payudaranya yang putih lembut
rambutnya bau kesturi
keringatnya adalah minyak zaitun
dia mengantarku ke permadani beludru
membiarkanku tergolek menghela nafas panjang sekali

pernah juga ada nyanyian rumput hijau
kelepak burung-burung
atau desir angin pegunungan membawa serpihan kapas
seserpih lalu seserpih lagi kemudian seserpih lagi
membentuk lukisan di pigura emas di dinding kamar

wajah bidadari yang tersipu malu
kainnya tersibak paha putihnya bersinar
ia bersembunyi di balik selimut lalu merengkuh perutku

tapi...
yang selalu aku nantikan adalah kamu
bukan bidadari-bidadari yang menebar birahi
karena ketika kamu datang,
wangi kesturi pun hilang
minyak zaitun tak lagi berguna
pigura emas tak lagi punya harga
payudara dan paha putih bidadari tak mampu memancing birahi
semua tenggelam dalam kamu
bahkan diriku pun tak dapat kutemukan...

RINDU RAMADHAN

Berdoa semoga ditemukan kembali dengan Ramadhan dalam keadaan sehat wal afiat dan dapat laksanakan ibadah puasa, qiyamullail dan dengan berharap semoga diterima oleh Allah...

اللهم بارك لنا فى رجب وشعبان وبلغنا رمضان

” Ya Allah berkatilah kami pada bulan Rejab dan Syaaban dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan"

Semoga kita semua mendapatkan kesempatan Ramadhan dengan semangat cinta kepada Allah, mari kita persiapkan diri sebelum TAMU AGUNG datang...

HAL-HAL YANG SEHARUSNYA DILAKUKAN MENJELANG RAMADHAN

(Satu)Disunnahkan untuk lebih sungguh-sungguh menghitung Bulan Sya’ban. Sudah seharusnya bagi kaum muslimin untuk membiasakan diri menghitung bulan Sya’ban dalam rangka mempersiapkan masuknya bulan Ramadhan karena hitungan hari dalam sebulan dari bulan-bulan hijriyyah adalah 29 atau 30 hari. Sebagaimana hadits ‘Aisyah , bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata:

كَانَ رَسُولُ اللهِ ?يَتَحَفَّظُ مِنْ هِلاَلِ شَعْبَانَ مَا لاَ يَتَحَفَّظُ مِنْ غَيْرِهِ ثُمَّ يَصُومُ لِرُؤْيَةِ رَمَضَا

”Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersungguh-sungguh menghitung bulan Sya’ban melebihi kesungguhannya di selain Sya’ban. Kemudian beliau shaum setelah melihat hilal Ramadhan. (Shahih Sunan Abi Dawud hadits no. 2325, karya Asy-Syaikh Al Albani).

(Dua) Menentukan Masuknya Bulan Ramadhan Dengan Ru’yatul Hilal. Penentuan mulai masuknya bulan Ramadhan dilakukan dengan cara ru’yatul hilal, yakni melihat bulan terbit sebagai tanda dimulainya awal bulan hijriyah. Apabila terhalangi oleh mendung atau yang semisalnya, maka caranya ialah dengan melengkapkan bilangan hari dalam bulan Sya’ban menjadi 30 hari. Hal ini sesuai dengan hadits Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلاَثِينَ َ

“Bershaumlah berdasarkan ru’yatul hilal dan berharirayalah berdasarkan ru’yatul hilal. Jika terhalangi oleh mendung (atau semisalnya) maka genapkanlah bilangannya menjadi 30 hari.” (HR. Al-Bukhari)
Adapun hadits lain yang diriwayatkan dari Abdullah bin Umar :

فَإِنْ أُغْمِيَ عَلَيْكُمْ فَاقْدِرُوا لَهُ

“…maka iika terhalangi, ‘perkirakanlah”...

makna dari kata “perkirakanlah” dalam hadits ini telah diterangkan Rasulshallallahu ‘alaihi wasallam sendiri pada hadits yang sebelumnya, yaitu;

(فَأَكْمِلُوا الْعِدَّةَ ثَلاَثِيْن) atau (فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلاَثِيْنَ )

“Maka lengkapilah bilangannya menjadi 30 hari” atau “lengkapi bilangan Sya’ban menjadi 30 hari”. (HR. Al-Bukhari)

Marhaban ya Ramadhan, mohon maaf buat semua salah ya sobat... semoga kita bertemu bulan penuh berkah...
Insya Allah...
Amiinn....