Jumat, 23 Oktober 2009

SURAT PHK (PUTUS HUBUNGAN KEKASIH)

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Ba’da tahmid dan shalawat…
Syukur pada Allah yang masih mengaruniakan nafas padaku dan padamu untuk segera memperbarui taubat.
Akhi, rasanya aku telah menemukan Kekasih yang jauh lebih baik darimu. Yang Tak Pernah Mengantuk dan Tak Pernah Tidur. Yang siap terus menerus Memperhatikan dan Mengurusku. Yang selalu bersedia berduaan di sepertiga terakhir malam. Yang siap Memberi apapun yang kupinta. Ia yang Bertahta, Berkuasa, dan Memiliki Segalanya.
Maaf Akhi, tapi menurutku kau bukan apa-apa dibanding Dia. Kau sangat lemah, kecil dan kerdil di hadapanNya. Dan, akhi, aku khawatir apa yang telah kita lakukan selama ini membuatNya murka. Padahal Ia, Maha Kuat, Maha Gagah, Maha Perkasa, Maha Keras SiksaNya.
Akhi, belum terlambat untuk bertaubat. Apa yang telah kita lakukan selama ini pasti akan ditanyakan olehNya. Ia bisa marah, akhi. Marah tentang saling pandang yang kita lakukan, marah karena setitik sentuhan kulit kita yang belum halal itu, marah karena suatu ketika dengan terpaksa aku harus membonceng motormu, marah karena pernah ketetapanNya kuadukan padamu atau tentang lamunanku yang selalu membayang-kan wajahmu. Ia bisa marah. Tapi sekali lagi semua belum terlambat. Kalau kita memutuskan hubungan ini sekarang, semoga Ia mau Memaafkan dan Mengampuni. Akhi, Ia Maha Pengampun, Maha Pemberi Maaf, Maha Menerima Taubat, Maha Penyayang, Maha Bijaksana.
Akhi, jangan marah ya. Aku sudah memutuskan untuk menyerahkan cintaku padaNya, tidak pada selainNya. Tapi tak cuma aku, akhi. Kau pun bisa menjadi kekasihNya, kekasih yang amat dicintai dan dimuliakan. Caranya satu, kita harus jauhi semua larangan-laranganNya termasuk dalam soal hubungan kita ini. Insya Allah, Dia punya rencana indah untuk masa depan kita masing-masing. Kalau engkau selalu berusaha menjaga diri dari hal-hal yang dibenciNya, kau pasti akan dipertemukan dengan seorang wanita shalihah. Ya, wanita shalihah yang pasti jauh lebih baik dari diriku saat ini. Ia yang akan membantu-mu menjaga agamamu, agar hidupmu senantiasa dalam kerangka mencari ridha Allah dalam ikatan pernikahan yang suci. Inilah doaku untukmu, semoga kaupun mendoakanku, akhi.
Akhi, aku akan segera menghapus namamu dari memori masa lalu yang salah arah ini. Tapi, aku akan tetap menghormatimu sebagai saudara di jalan Allah. Ya, saudara di jalan Allah, akhi. Itulah ikatan terbaik. Tak hanya antara kita berdua. Tak mustahil itulah yang akan mempertemukan kita dengan Rasulullah di telaganya, lalu beliaupun memberi minum kita dengan air yang lebih manis dari madu, lebih lembut dari susu, dan lebih sejuk dari krim beku.
Maaf akhi. Tak baik rasanya aku berlama-lama menulis surat ini. Aku takut ini merusak hati. Goresan pena terakhirku di surat ini adalah doa keselamatan dunia akhirat sekaligus tanda akhir dari hubungan haram kita, Insya Allah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakaatuh.


Demikianlah isi surat yang dihadiahkan oleh Salim A. Fillah untuk kita yang saya kutip dari bukunya yang berjudul ”Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan”.
Semoga bermanfaat bagi kita semua … Insya Allah.....

SEORANG PRIA TUA DITENGAH RIBUAN BUNGA LAVENDER

Dikisahkan Seorang Pria tua…
Rambutnya sudah memutih..begitu pula dengan berewok’nya..
Mata’nya rabun..
Badan’nya kurus…namun otot-ototnya menonjol,seakan menunjukan kerasnya kehidupan yang ia jalani sehari-hari..
Dia hidup sebatang kara,di bawah Bukit yang jauh dari peradaban kota..dan tidak berpenduduk..

Ia Tidak mempunyai Anak…
Istrinya Telah lama tiada…
Bahkan saudara’pun Ia tak punya….

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya,maka ia di haruskan untuk mengambil “dua buah ember air” setiap hari diatas bukit yang jauh…

“Dua buah ember kayu” ia Pikul setiap harinya…
Raganya Sudah Lapuk…
Tenaganya mungkin juga Sudah tak Cukup Kuat…
Namun Tuntutan Mencukupi kebutuhan Hidup,membuatnya Seakan tak merasa “Letih“ untuk memikul dua buah ember kayu berisi penuh air seharinya…

Namun,tanpa diketahuinya…
Kedua ember kayu yang ia Gunakan Untuk mengambil air sehari-hari’nya itu bocor….

Setiap Ia mengisi kedua ember kayunya penuh Air,maka sampai dirumahnya ia hanya mendapatkan separuh dari isi penuh ember kayu tersebut…

kedua ember kayu yang bocor tersebut mengucur di sepanjang bagian sisi Kiri-Kanan jalan setapak dimana “Pria Tua yang rabun” tersebut biasa melewatinya…


Waktu terus berlalu…
Dan kedua ember kayu “Pria Tua yang rabun” itu’pun masih setia mengairi Bagian sisi kiri-kanan jalan setapak dimana “Pria Tua yang Rabun”Tersebut biasa melewatinya ketika ia mengambil air…

Hingga suatu hari,
saat di tengah-tengah perjalanan pulang dari bukit tempat ia mengambil air dengan ke dua ember kayunya…

Entah mengapa…
Keringatnya mengucur deras…-namun dingin.
Nafasnya semakin menyusut..
Kakinya yang mencengkeram kuat itu tenaga’nya mulai melebur-melemah..bagai gletser yang tersengat matahari.
pandangannya tiba-tiba memudar,hingga bulatan cahaya putih itu semakin membesar –terang..dan kemudian gelap dalam,satu detik.

Dia rubuh…
Jatuh ke tanah…
Begitu juga dengan kedua ember kayu dan seper’empat air yang mengisi’nya-pun turut tumpah…

Ya…
“Pria tua yang rabun” itu’pun akhirnya menemui ajalnya…
ia meninggal di tengah perjalanan’nya mengambil dua buah ember air untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-harinya…

namun,siapa yang akan mengurus jasad “Pria tua”yang rabun itu??
Bukankah,bukit itu jauh dari peradaban kota..dan tak berpenduduk??
Apakah,jasad’nya akan di biarkan begitu saja..Menjadi bangkai..dan membusuk??

Ternyata Tuhan Maha Adil..
Dan Maha Menyayangi Umatnya…

Tanpa di sadari “Pria Tua yang rabun” itu…
Sepanjang perjalanan’nya bertahun-tahun mengambil dua buah ember air untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari..
Kedua buah ember air yang bocor dan setiap hari mengucur di sepanjang kiri-kanan jalan setapak yang biasa ia lewatinya itu ,ternyata membuat bagian Kiri-kanan jalan setapak tersebut tumbuh beribu-ribu bunga Lavender…
Semakin terus bunga Lavender tersebut di siram..maka akan semakin beribu-ribu Bunga Lavender tersebut akan tumbuh…

“Pria Tua yang rabun”itu meninggal di antara ribuan bunga Lavender yang tanpa ia sadari setiap hari ia siram’i..
jasadnya tak bau busuk..melainkan harum ditelan wanginya ribuan bunga Lavender yang tumbuh di kiri –kanan jalan setapak tersebut..

“kini kita tahu..bahwa di setiap kegagalan kita pasti kelak ada hikmah’nya…
sebagaimana kedua Ember kayu yang bocor milik ‘Pria tua yang rabun’ tersebut..
ternyata air yang mengucur di sepanjang perjalanannya mengambil air tersebut bukanlah ke’sia-sia’an/kegagalan yang harus di sesali’nya..
melainkan itu semua adalah suatu rencana Tuhan,yang kelak akan ada hikmahnya..dan tentunya itu adalah yang terbaik dari Tuhan untuk diri kita.” ^Allahua'lam^

RENUNGAN KLOSET

Ketika kita bermain kartu bridge, tidak peduli kartu yang berada di tangan kita baik atau buruk, tetapi kita harus bisa bermain secara cantik. Kehidupan juga begitu, yang penting bukan masalah apa yang telah terjadi melainkan cara dan sikap kita menyelesaikan masalah itu…
Ketika kita membawakan bunga untuk di berikan ke seseorang maka yang pertama menghirup keharuman bunga itu adalah kita sendiri. Ketika kita mengambil tanah yang hendak dilemparkan kepada orang lain, maka pertama – tama yang menjadi kotor adalah tangan kita sendiri…
kecerahan membuat kita banyak melihat hal – hal sekaligus membuat kita tidak bisa melihat banyak hal, jika tidak ada kegelapan malam hari kita tidak akan dapat melihat indahnya gemerlap bintang dilangit…
mungkin kita pernah menderita yang membat kita hampir saja tidak bisa bertahan tapi bisa membuat tekad kita semakin teguh, menjadikan pikiran dan kepribadian kita lebih matang. karena itu ketika kesulitan dan kegagalan itu menghampiri, maka harus dihadapi dengan tenang dan di selesaikan dengan riang dan penuh harapan…
kita tidak bisa memastikan berapa panjang usia kita tetapi kita bias mengembangkan lebarnya, kita tidak bisa mengubah paras kita yang alami tetapi kita bisa setiap saat menunjukkan wajah kita yang penuh senyuman, kita tidak bisa dengan jelas meramalkan keadaan hari esuk tetapi kita bisa sepenuhnya menggunakan hari ini, kita tidak bisa menuntut kelancaran untuk setiap hal tetapi kita bisa melakukan setiap hal dengan segenap kemampuan kita..
didalam kehidupan kita harus membuat diri kita optimis dan lapang dada, karena dengan berlapang dada dan berpikiran optimis barulah bisa memungkinkan kita membawakan kegembiraan kepada orang lain dan membuat suasana dalam kehidupan terasa lebih menyenangkan…
jika dalam hati kita selalu mempertahankan kegembiraan harus bisa menganggab urusan remeh antara manusia dengan manusia bukanlah masalah, kegembiraan seseorang bukan berarti dia memiliki sesuatu yang berlimpah melainkan karena dia tidak terlalu perhitungan, memberi bukan suatu kehilangan melainkan semacam memiiki dalam bentuk yang lebih luas..
kehidupan yang indah dan baik seharusnya memiliki sebuah hati yang santai dan nyaman setiap saat, tidak peduli dunia diluar sana mengalami perubahan apapun, tenang dan damai itu tidak berada dalam keramain dan kerumitan, lebih – lebih bukan berada di dalam hati yang menuntut terlalu banyak permintaan, ia harus dapat melepaskan semua halangan..
kegembiraan membuat jiwa kita bisa memelihara ketengan hati, pikiran dan suasana hati kita jika bisa selalu mempertahankan optimis dan kelapangan dada maka yang tampak di sekitar lingkungan kita akan selalu indah, baik dan menyenangkan… ^good luck^

Kamis, 22 Oktober 2009

KARENA...... SEHAT ITU MAHAL

“Jaga sehat sebelum sakitmu” ini adalah salah satu pesan yang dianjurkan oleh Rosulullah Muhammad S.A.W. dalam sebuah hadistnya. Rhoma Irama juga pernah mempopulerkan lima pesan Rosulullah tersebut dalam judul lagunya ‘ jaga lima sebelum datangnya lima’ pada era 80-an. Begitu juga dengan KH. Zainudin Mz. Sering menyampaikan pesan ini diberbagai media elektronik beberapa tahun lalu “tidak akan berarti istri yang cantik, harta yang melimpah bila seseorang sakit” katanya.

Mendengar pesan ini saya jadi teringat pada teman dekat saya yang ibunya 65 tahun janda dan harus di opname di Rumah Sakit karena penyakit stroke, di antara 5 anaknya hanya anak bungsunya yang sangat peduli dan setia menunggui sang ibu sejak opname di Rumah Sakit. kakak – kakaknya bisanya hanya menelfon sambil beralasan sibuk dengan urusan masing – masing dan
sepuluh hari sudah berlalu, sejak ibunya di rawat belum ada satupun saudara kandungnya yang menjenguk. Meski demikian andi bertekat untuk mengobatkan ibunya, tanpa peduli lagi berapapun biaya yang harus di keluarkan dan tidak peduli apakah saudara – saudaranya yang lain bersedia membantu biaya pengobatan ataupun tidak. Andi tetap berusaha memberikan pengobatan yang terbaik buat ibunya, dia rela berjam – jam nungui ibunya yang antri CT – Scan juga wira – wiri ke apotik untuk menebus obat, “kalo perlu saya akan jual motor” katanya. Karena…..sehat itu mahal.

* * *

Ketika saya meminta operasi orang tua saya yang sakit hernia ingunalis di salah satu Rumah Sakit Swasta di Bojonegoro, pihak Rumah Sakit memberikan ancer – ancer biaya sekita 8 juta bahkan bisa lebih dari angka tersebut. Angka 8 juta bagi saya bukanlah jumlah yang sedikit, tapi apa arti uang sebesar itu jika di bandingkan dengan kesembuhan orang tua saya sebab jika tidak di operasi mungkin orang tua saya akan tersiksa seumur hidupnya, bagaimana tidak tiap kali orang tua saya Buang air besar atau batuk – batuk atau mengajan, ususnya akan turun ke pangkal pahanya hingga terbentuk benjolan yang lumayan besar, belum lagi resiko ususnya terjepit yang akibatnya akan lebih fatal lagi. Karena itu jalan satu – satunya harus operasi dengan biaya sebesar itu dan ketika petugas dari Rumah Sakit menanyakan apakah saya siap dengan biaya sebesar itu langsung saja saya jawab ‘siap’. Padahal dalam kondisi normal, jika saya harus mengeluarkan uang sebesar itu misalnya untuk tukar tambah motor saya harus berfikir 10x lipat atau bahkan 100x. Tetapi ketika untuk biaya operasi apalagi untuk orang tua saya yang kalau tidak dioperasi akan terganggu seumur hidupnya, saya tidak perlu berfikir lagi. Dengan kejadian itu saya semakin bisa merasakan makna dari pesan ‘jaga sehat sebelum sakit’ karena….sehat itu mahal.
* * *

Banyak hikmah yang bisa diambil ketika seseorang sakit, salah satunya adalah bisa menjadi ‘alat uji’ untuk mengukur kepedulian misalnya ketika orang tua sakit seberapa peduli anak – anaknya seperti kisah Andi teman saya tadi.
Suatu saat saya pernah mendengar gerutu pasien sebut saja namanya Yatno, ketika membayar restribusi di loket puskesmas sebesar Rp. 2000,- dia bolak – balik bertanya tentang jumlah uang yang harus dibayar, karena dia ragu dengan jumlah yang harus dibayar. “empreh temen, opo yo mandhi” katanya. Memang diakui atau tidak opini masyarakat bahwa sehat itu mahal sudah terbentuk sedemikian kuatnya, sehingga jumlah kunjungan di Puskesmaspun masih kalah dengan tempat – tempat pelayanan kesehatan yang lain. Sebagai orang kecil kadang saya berandai – andai misalkan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas tanpa ada pungutan restribusi sepeserpun alias gratis bagi semua pengunjungnya tentunnya opini tersebut sedikit demi sedikit pasti akan pudar sehingga fungsi pelayanan kesehatan di puskesmas sebagai kegiatan kuratif (pengobatan) dan kegiatan promotif – preventif (pencegahan) akan lebih optimal. Sehingga masyarakat tidak perlu lagi berfikir panjang untuk pergi ke puskesmas hanya untuk konsultasi sanitasi atau gizi atau meminta pelayanan kesehatan dasar, dengan demikian cita – cita untuk memujudkan Indonesia sehat 2010 bukan hanya angan - angan.
Tetapi…. bagaimanapun juga pencegahan itu akan lebih baik dari pada pengobatan, karena…...sehat itu mahal.

WANITA SHOLEHAH

Shalihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putri.
MULIALAH wanita shalihah. Di dunia, ia akan menjadi cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan. Jika ia wafat, Allah akan menjadikannya bidadari di surga. Kemuliaan wanita shalihah digambarkan Rasulullah Saw. dalam sabdanya, "Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah". (HR. Muslim).
Dalam Al-Quran surat An-Nur: 31, Allah Swt. memberikan gambaran wanita shalihah sebagai wanita yang senantiasa mampu menjaga pandangannya. Ia selalu taat kepada Allah dan Rasul Nya. Make up- nya adalah basuhan air wudhu. Lipstiknya adalah dzikir kepada Allah. Celak matanya adalah memperbanyak bacaan Al-Quran.
Wanita shalihah sangat memperhatikan kualitas kata-katanya. Tidak ada dalam sejarahnya seorang wanita shalihah centil, suka jingkrak-jingkrak, dan menjerit-jerit saat mendapatkan kesenangan. Ia akan sangat menjaga setiap tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian intan yang penuh makna dan bermutu tinggi. Dia sadar betul bahwa kemuliaannya bersumber dari kemampuannya menjaga diri.
Wanita shalihah itu murah senyum. Baginya, senyum adalah shadaqah. Namun, senyumnya tetap proporsional. Tidak setiap laki-laki yang dijumpainya diberikan senyuman manis. Senyumnya adalah senyum ibadah yang ikhlas dan tidak menimbulkan fitnah bagi orang lain.
Wanita shalihah juga pintar dalam bergaul. Dengan pergaulan itu, ilmunya akan terus bertambah. Ia akan selalu mengambil hikmah dari orang-orang yang ia temui. Kedekatannya kepada Allah semakin baik dan akan berbuah kebaikan bagi dirinya maupun orang lain.
Ia juga selalu menjaga akhlaknya. Salah satu ciri bahwa imannya kuat adalah kemampuannya memelihara rasa malu. Dengan adanya rasa malu, segala tutur kata dan tindak tanduknya selalu terkontrol. Ia tidak akan berbuat sesuatu yang menyimpang dari bimbingan Al-Quran dan Sunnah. Ia sadar bahwa semakin kurang iman seseorang, makin kurang rasa malunya. Semakin kurang rasa malunya, makin buruk kualitas akhlaknya.
Pada prinsipnya, wanita shalihah adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Rambu-rambu kemuliaannya bukan dari aneka aksesoris yang ia gunakan. Justru ia selalu menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Kecantikan satu saat bisa jadi anugerah yang bernilai. Tapi jika tidak hati-hati, kecantikan bisa jadi sumber masalah yang akan menyulitkan pemiliknya sendiri.
Saat mendapat keterbatasan fisik pada dirinya, wanita shalihah tidak akan pernah merasa kecewa dan sakit hati. Ia yakin bahwa kekecewaan adalah bagian dari sikap kufur nikmat. Dia tidak akan merasa minder dengan keterbatasannya. Pribadinya begitu indah sehingga make up apa pun yang dipakainya akan memancarkan cahaya kemuliaan. Bahkan, kalaupun ia "polos" tanpa make up sedikit pun, kecantikan jiwanya akan tetap terpancar dan menyejukkan hati orang-orang di sekitarnya.
Jika ingin menjadi wanita shalihah, maka belajarlah dari lingkungan sekitar dan orang-orang yang kita temui. Ambil ilmu dari mereka. Bahkan kita bisa mencontoh istri-istri Rasulullah Saw. seperti Aisyah. Ia terkenal dengan kekuatan pikirannya. Seorang istri seperti beliau bisa dijadikan gudang ilmu bagi suami dan anak-anak.
Contoh pula Siti Khadijah, figur istri shalihah penentram batin, pendukung setia, dan penguat semangat suami dalam berjuang di jalan Allah Swt. Beliau berkorban harta, kedudukan, dan dirinya demi membela perjuangan Rasulullah.
Begitu kuatnya kesan keshalihahan Khadijah, hingga nama beliau banyak disebut-sebut oleh Rasulullah walau Khadijah sendiri sudah meninggal.
Bisa jadi wanita shalihah muncul dari sebab keturunan. Seorang pelajar yang baik akhlak dan tutur katanya, bisa jadi gambaran seorang ibu yang mendidiknya menjadi manusia berakhlak. Sulit membayangkan, seorang wanita shalihah ujug-ujug muncul tanpa didahului sebuah proses. Di sini, faktor keturunan memainkan peran. Begitu pun dengan pola pendidikan, lingkungan, keteladanan, dan lain-lain. Apa yang tampak, bisa menjadi gambaran bagi sesuatu yang tersembunyi.
Banyak wanita bisa sukses. Namun tidak semua bisa shalihah. Shalihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putri. Tidak akan rugi jika seorang remaja putri menjaga sikapnya saat mereka berinteraksi dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Bertemanlah dengan orang-orang yang akan menambah kualitas ilmu, amal, dan ibadah kita. Ada sebuah ungkapan mengatakan, "Jika kita ingin mengenal pribadi seseorang maka lihatlah teman-teman di sekelilingnya."
Peran wanita shalihah sangat besar dalam keluarga, bahkan negara. Kita pernah mendengar bahwa di belakang seorang pemimpin yang sukses ada seorang wanita yang sangat hebat. Jika wanita shalihah ada di belakang para lelaki di dunia ini, maka berapa banyak kesuksesan yang akan diraih. Selama ini, wanita hanya ditempatkan sebagai pelengkap saja, yaitu hanya mendukung dari belakang, tanpa peran tertentu yang serius. Wanita adalah tiang Negara.
Bayangkanlah, jika tiang penopang bangunan itu rapuh, maka sudah pasti bangunannya akan roboh dan rata dengan tanah. Tidak akan ada lagi yang tersisa kecuali puing-puing yang nilainya tidak seberapa.
Kita tinggal memilih, apakah akan menjadi tiang yang kuat atau tiang yang rapuh? Jika ingin menjadi tiang yang kuat, kaum wanita harus terus berusaha menjadi wanita shalihah dengan mencontoh pribadi istri-istri Rasulullah.
Dengan terus berusaha menjaga kehormatan diri dan keluarga serta memelihara farji-nya, maka pesona wanita shalihah akan melekat pada diri kaum wanita kita.
Wallahua'lam.***

KASIH IBU SEPANJANG MASA…

Cerita ini bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan bagian nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : “Makanlah nak, aku tidak lapar” KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA
Ketika aku mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi menangkap ikan di sungai dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil tangkapan, ia dapat memberikan sedikit makanan bergizi untuk pertumbuhan. Sepulang menangkap ikan, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disampingku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hatiku juga tersentuh, lalu menggunakan piringku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : “Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan” KEBOHONGAN IBU YANG KE DUA
Sekarang aku sudah masuk Sekolah, demi membiayai sekolahku dan kakakku, ibu pergi ke konveksi untuk membawa sejumlah jahitan, dan hasil jahitannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kepentingan hidup. Di kala hujan tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menjahit baju – baju dari konveksi. Aku berkata : “Ibu, tidurlah, sudah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.” Ibu tersenyum dan berkata : “Cepatlah tidur nak, aku belum ngantuk” KEBOHONGAN IBU YANG KE TIGA
Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi loceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu, sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : “Minumlah nak, aku tidak haus!” KEBOHONGAN IBU YANG KE EMPAT
Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai keperluan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : “Saya tidak butuh cinta” KEBOHONGAN IBU YANG KE LIMA
Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun dan beristirahat. Tetapi ibu tidak mahu, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur dan ikan asin untuk memenuhi keperluan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi keperluan ibu, tetapi ibu berkeras tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : “Saya Masih ada uang” KEBOHONGAN IBU YANG KE ENAM
Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit jantung, hypertensi, diabetes dan harus dirawat di Rumah Sakit. Ibu yang kelihatan sangat tua, menatap aku dengan sayunya. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perit, sakit sekali melihat ibuku dalam keadaan seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : “Jangan menangis anakku, Aku tidak apa - apa” KEBOHONGAN IBU YANG KE TUJUH
Setelah mengucapkan kebohongannya yang ke ketujuh, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya. Sekarang ibuku telah pergi dan aku menderita dengan rasa bersalah sebab selama ini aku tidak pernah melayani ibuku dengan sewajarnya, aku melayani orang lain untuk semua urusan tetapi aku tidak pernah meluangkan masa yang cukup untuk ibuku sendiri. Apabila aku menelepon ibuku aku lakukan dengan cepat, ringkas dan tergesa – gesa. Aku benar – benar merasa malu apabila ingat masa laluku terhadap ibu…
Coba kita renungkan, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon Orang Tua kita, sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu untuk bersama Orang Tua kita..? ditengah aktifitas yang padat ini kita selalu mempunyai beribu – ribu alasan untuk meninggalkan Orang Tua kita yang kesepian, kita selalu lupa akan Orang Tua yang ada dirumah. Jika dibandingkan dengan pasangan kita, kita pasti lebih peduli dengan pasangan kita. Buktinya kita selalu risau akan kabar pasangan kita, risau apakah dia sudah makan apa belum, risau apakah dia bahagia bila disamping kita. Namun apakah kita semua pernah merisaukan kabar Orang Tua kita..? risau apakah orang tua kita sudah makan atau belum..? risau apakah mereka sudah bahagia atau belum..?
Aku yakin di Dunia ini dipenuhi oleh anak-anak sepertiku. Aku berharap mereka insaf dan mendapat manfaat dari tulisan ini. Aku sudah terlambat dan kini aku sedang dilanda derita dan penyesalan yang tiada ujung dan nokhtahnya.

PELAYANAN PRIMA DALAM PELAYANAN PUBLIK

Pasti semua orang tahu bahwa pelayanan Prima jika diartikan secara harafiah akan berarti pelayanan yang sangat baik atau pelayanan yang terbaik,di sebut sangat baik atau yang terbaik mana kala dapat atau mampu memuaskan pihak yang dilayani. Karena yang dibahas saat ini adalah tentang pelayanan, maka sudah tentu pembicaraan itu akan berhubungan dengan “usaha untuk melayani kebutuhan orang lain”. Kalau dalam “dunia” swasta pelayanan prima ini merupakan syarat mutlak untuk meraih kesuksesan, karena pelanggan akan berpindah ke tempat lain bila dirasakan pelayanan yang diterima kurang bagus. Di swasta pelayanan prima adalah sebagai prasyarat mutlak yg harus diterapkan lalu bagaimana dengan pelayanan publik yang ada di instansi pemerintahan..?
Pelayanan publik Menurut Kep. Menpan No 63/KEP/M.PAN/7/2003 adalah “segala kegiatan pelayanan yg dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan” atau dapat juga diartikan suatu pelayanan yang dilakukan oleh lembaga –lembaga pemerintah kepada masyarakat.
Pelayanan publik memiliki ciri-ciri yang sebetulnya sama dengan yang ada di dunia usaha yaitu, “Dengan berusaha memenuhi harapan pelanggan dan merebut kepercayaannya“, karena kepercayaan dari pelanggan adalah jaminan atas kelangsungan hidup dari suatu organisasi. Dalam pemerintahan. Rendahnya kepercayaan masyarakat tersebut pasti akan menimbulkan kekacauan yang berkepanjangan yang pada ahirnya menimbulkan banyak kerugian. Oleh sebab itu meskipun dalam pelayanan publik ini tidak ada keuntungan materi yang langsung dapat dinikmati oleh pemerintah, tetapi dengan memberikan pelayanan prima pada setiap pelayanan publik tentu akan mendatangkan keuntungan dalam bentuk meningkatnya kepercayaan masyarakat, meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pelayanan publik dan juga dapat terciptanya tatanan hidup masyarakat yang berdaya dan mandiri.
Dalam menentukan apakah pelayanan publik yang dilakukan pemerintah sudah dilakukan secara prima, memerlukan suatu kajian yang terus menerus. ini sering terjadi bahwa suatu standard pelayanan prima yang dimunculkan oleh pemerintah untuk suatu kebijakan yang dianggapnya sudah sangat baik, ternyata tidak sesuai dengan ukuran baik yang diharapkan oleh masyarakat. Dengan seringnya melihat kenyataan seperti ini maka pelayanan prima dalam pelayanan publik yang paling tepat adalah pelayanan terbaik pemerintah dan dapat memuaskan pelanggan (masyarakat).
Kepuasan pelanggan (masyarakat) dapat dicapai apabila aparatur pemerintah yang terlibat langsung dalam pelayanan, dapat mengerti dan menghayati serta berkeinginan untuk melaksanakan pelayanan prima. Untuk dapat melaksanakan pelayanan prima, unsur aparatur seyogyanya mengerti dan memahami apakah kepemimpinan pelayan itu dan siapakan pemimpin pelayan.
Kepemimpinan pelayan membahas realitas kekuasaan dalam kehidupan sehari-hari, yang meliputi legitimasi, kekangan etika dan hasil yang menguntungkan yang dapat dicapai melalui penggunaan kekuasaan yang semestinya. Larry Spears dalam karyanya Greenleaf mengidentifikasi sepuluh ciri khas pemimpin pelayan yakni, Mendengarkan, Empati, Menyembuhkan, Kesadaran, Bujukan atau persuasive, Konseptualisasi, Kemampuan meramalkan, Kemampuan melayani, Komitmen terhadap pertumbuhan manusia dan Membangun Masyarakat.

Kepemimpinan pelayan seperti yang dikemukakan diatas dapat bermakna terhadap masyarakat pelanggannya apabila aparatur pelayan (pemerintah) sungguh-sungguh memperhatikan beberapa dimensi atau atribut perbaikan kualitas jasa termasuk kualitas pelayanan, yang terdiri dari: kesederhanaan proses pelayanan, ketepatan dan kepastian waktu pelayanan, Akurasi pelayanan, kedisiplinan, kesopanan, keramahan dalam memberikan pelayanan, Tanggung jawab, Kelengkapan sarana dan prasarana, Kemudahan mendapatkan pelayanan, Variasi model pelayanan, Pelayanan pribadi, keamanan dan kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, Atribut pendukung pelayanan lainnya.
Agar pelayanan publik ini dapat dilakukan secara prima tentu ada beberapa prinsip yang menjadi acuan antara lain :
a. Mengutamakan pelanggan, yaitu dilakukan dengan memberikan suatu kemudahan dan kenyaman kepada pelanggan, mengutamakan pelanggan external dari pada pelanggan internal dan mengutamakan pelanggan langsung dari pada pelanggan tidak langsung.
b. Sistem yang Efektif ; yaitu pelayanan yang berlangsung dengan tertib dan lancar di mata pelangan, meskipun sebenarnya proses pelayanan itu melibatkan beberapa unit kerja yang berbeda.
c. Melayani dengan hati nurani; Yaitu bahwa dalam melayani pelanggan sikap dan perilaku petugas haruslah baik, artinya bahwa meskipun sarana dan prasarana pelayanan sangat baik , tapi biasanya sikap dan perilaku pelayanan oleh petugas merupakan penilaian yang tidak dapat diabaikan.
d. Melakukan perbaikan yang berkelanjutan; Bahwa pelayanan yang diberikan kepada pelanggan perlu selalu berkembang dan diperbaruhi agar sesuai dengan tuntutan kebutuhan pelanggan yang semakin tinggi dan beragam.
e. Memberdayakan pelanggan, Yaitu bahwa pelayanan yang diberikan harus dapat menjadi tambahan sumberdaya pelanggan dalam upaya menyelesaikan persoalannya sendiri.
Kepuasan pelanggan merupakan tujuan utama pelayanan prima. Oleh karena itu setiap aparatur berkewajiban untuk berupaya memuaskan pelanggannya. Kepuasan pelanggan dapat dicapai apabila aparatur pelayanan mengetahui siapa pelangganya, dengan demikin aparatur pelayan akan dapat mengidentifikasi apa keinginan pelangganya dan salah satu indicator adanya kepuasan pelanggan adalah tidak adanya keluhan dari pelanggan.

Dengan pelayanan prima ini, maka sudah dapat dipastikan bahwa Pelayanan Publik yang dilakukan oleh pemerintah tersebut tentu akan menjadi sebuah wahana untuk menciptakan peta kehidupan masyarakat yang semakin baik di masa yang akan datang. Paradigma juga harus berubah yakni aparatur tidak lagi sebagai penguasa tetapi lebih sebagai pelayan…

MERUBAH POLA PIKIR PNS

PNS yang direkrut dari berbagai kalangan dan Latar belakang yang berbeda membawa konsekuensi logis terhadap pola pikir (mindset) mereka yang berbeda, untuk mendukung agar mampu melaksanakan TUPOKSI di unit kerjanya maka diperlukan mengubah pola pikir dirinya. Disamping itu adanya image negative yang telah tertanam dalam diri PNS seperti PNS cenderung Korupsi, indisipliner, PGPS (Pinter Goblok Pendapatan Sama), dan lain – lain. Image yang demikian akan mmbentuk pola pikir PNS yang negatif dan ini berarti akan berpengaruh terhadap konsep diri PNS, oleh karena itu sangat diperlukan perubahan pola pikir PNS agar mampu mengemban peran PNS yang bebas KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).

Dengan merubah pola pikir diharapkan PNS mampu mengembangkan pola pikir yang positif dan mampu meminimalisasi pola pikir yang negative karena pola pikir positif akan membentuk perilaku yang positif demikian pula pola pikir negative akan membentuk perilaku yang negative. Perilaku yang positif akan berdampak positif terhadap pensuksesan tugas dan peranan PNS sebagai abdi Negara, abdi masyarakat dan pelayan masyarakat, sehingga akan terhindar dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).

Ada orang dengan pola pikir perfeksionis. Kita menilai diri kita begitu tajam sehingga sekilas kita tidak berani mencoba sesuatu yang tidak kita kuasai dengan sangat sempurna.

Ada orang dengan pola pikir obsesif, mengingat terus menerus sesuatu yang menakutkan kita, sehingga kita menteror diri sendiri sampai rasa takut itu menjadi jauh lebih besar dari diri kita sendiri dan akhirnya kita berhenti sambil meyakini bahwa semuanya adalah malapetaka.

Ada juga orang dengan pola pikir pesimis. Kita meyakini bahwa kita telah dikutuk. Bagaimanapun kerasnya kita berusaha tapi yang datang selalu hal – hal buruk. Kitapun tidak mampu melihat atau peduli akan keberhasilan kita karena kita memilih untuk hanya melihat pada kegagalan kita.

Ada orang dengan pola pikir bergantung pada orang lain. Kita sangat ingin untuk bebas tapi dilain pihak kita merasa bahwa hanya orang lain yang dapat menyelamatkan kita. Kita berpikir bahwa mereka mencintai kita karena mereka telah menyelamatkan kita. Kita merasa takut kehilangan hubungan baik yang telah lama dibina. Kita mendambakan kebebasan tapi kita sangat merasa tidak aman jika tidak bergantung pada mereka, takut mereka akan menelantarkan kita.
Ada orang dengan pola pikir "saling membutuhkan". Kita memfokuskan diri untuk mencintai orang lain dan membuat orang yang dicintai menjadi bergantung pada kita dengan mencurahkan segala perhatian dan perasaan cinta kita kepadanya. Yang dicintai merasa orang lain tidak dapat mencintai-nya kecuali kita, Pada akhirnya orang yang kita cintai merasa tidak berdaya


Ada orang dengan pola pikir membenci diri sendiri / suka melukai diri sendiri. Kita membuat diri kita sendiri menjadi seorang pesimis lalu melakukan hal yang sama pada orang lain. Tetap bertahan untuk tidak merubah diri bahkan mempengaruhi orang lain dengan cara menakut-nakuti bahwa akan ada sesuatu yang berbahaya apabila kita keluar dari pola pikir yang lama.
Ada orang dengan pola pikir birokrat/dogmatik, memaksakan kehendaknya untuk mengikuti aturan dan merasa kita yang paling tahu segalanya.

Kita dapat memiliki pola pikir yang optimistis. Kita percaya bahwa tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Semua dapat dilakukan secara bertahap, biar lambat asal selamat maka kita akan berhasil melakukan sesuatu yang teramat sulit

Kita juga dapat memilih pola pikir seorang yang realistis. Dapat mengalahkan rasa takut dan hal-hal negatif dan melihat sesuatu tanpa menggunakan emosi lalu membuat rencana secara bertahap dengan penuh rasa percaya diri

Kita juga dapat mempunyai pola pikir Taoisme. Bahwasanya hitam tidak selalu jelek dan putih tidak selalu baik. Sesuatu yang jelek dapat sangat bermanfaat jika ada pada situasi yang tepat. Bahwa sesuatu yang kelihatannya baik mungkin dapat mencelakakan kita. Selalu berada dijalur tengah, berjalan dengan sendirinya tanpa diatur, tanpa emosi, menerima apa adanya tanpa penyesalan Ini merupakan cara terbaik untuk meraih kebahagiaan. Yang perlu kita pikirkan atau kuatirkan adalah saat sekarang ini, menit ini, detik ini, bukan kemarin ataupun esok hari. Semua langkah kita dapat dilakukan dengan benar jika kita tidak merasa putus asa dan tidak terlalu memikirkan hal-hal menakutkan yang belum terjadi atau memikirkan bahwa kita akan gagal. Jika kita dapat memfokuskan diri kita pada saat sekarang maka kita akan dapat jauh lebih sukses.

Kita juga dapat mempunyai pola pikir seorang yang mandiri. Tidak terlalu memikirkan perasaan orang lain sehingga orang lain dapat merasa bebas. Kita semua dapat menggali kemampuan diri secara bertahap sesuai kemampuan masing-masing tanpa harus mempunyai perasaan bersalah, rasa malu ataupun rasa terbebani.

Setiap saat kita dapat menentukan pilihan untuk merubah pola pikir apakah kita akan tetap dengan pola pikir yang positif atau pola pikir yang negative

Pola pikir yang merusak diri ternyata dapat dirubah sehingga kita dapat bekerja dengan lebih baik, dapat menguatkan sesama, pemaaf, mandiri, dapat mengekspresikan diri dan punya cita-cita.

Perubahan pola pikir ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan kita, tetapi merupakan suatu proses yang perlu dilandasi keyakinan dan usaha yang sangat kuat. Bagaimanakah dengan diri kita ?? siapkah kita berubah ??