Rabu, 18 Mei 2011

DIRIKU DIRIMU

“aku, kamu, lahir tak sama, karaktermu-karakterku, pikirku-pikirmu, hatimu-hatiku, bakatku-bakatmu, minatmu-minatku, mampumu-mampuku, rasamu-rasaku, gairahmu-gairahku, maumu-mauku, fisikku-fisikmu, semua beda, jadilah punyaku-punyamu, ya..tetap kita beda, dirimu dengan dirimu, diriku dengan diriku”

***

“aku-dirimu sepakat jadi kita, bukan untuk meniadakan adamu, tidak untuk menghilangkan adaku, untuk melengkapimu? tidak sebab dirimu tak punya kekurangan yang harus kulengkapi, untuk mengisiku? tidak sebab engkau mengaku tak mengenal cacatku”

***

“kita memang tidak saling mengisi-saling melengkapi, saling mengisi mengikutkan selubung pongah kelebihanmu-kelebihanku, saling melengkapi menyiratkan pesan halus takberdayaku-takberdayamu, kalau begitu untuk apa saling-salingan itu, aku-kamu memang tak mau jadi saling isi dan saling lengkap”

***

“aku-dirimu bermetamorfosis jadi kita, aku jadi dirimu-dirimu jadi aku, aku mencoba dan terus mencoba berada dalam rasa-pikiran-sikap-pandangmu, dirimu beriktiar dan terus beriktiar berada dalam rasa-pikiran-sikap-pandangku, kusemayam dalam alam sadar-bawah sadarku, dirimu benamkan dalam alam sadar-bawah sadarmu, itulah jantung-roh empati kita,”

***

“empati melanggengkan metamorfosa diriku-dirimu menjadi kita, di sana lahir ketulusan, tak ada pongah, tak ada kelebihan, tak ada ketakberdayaan, tak ada kelemahan, di mata hati-rasa-pikirmu, di mata hati-rasa-pikirku, diriku jadi dirimu, dirimu jadi diriku, lahirlah kita dengan sekat beda tapi menjadi kita yang tampak tak beda”

Senin, 02 Mei 2011

Surat Cinta yang Tak Pernah Kukirim

Aku mencintaimu…
Meskipun seolah-olah aku tak pernah mencintaimu…

Aku membutuhkanmu, meskipun seringkali ku belagak tak membutuhkanmu…
Jujur saja…
Mengenal dan mengingatmu adalah salah satu fungsi terbaik dari otakku
tapi kutahu itu takkanlah cukup…
lantas apapula gunanya lidah dan mulutku..?
Apa hanya tuk sekedar diam dan berpura-pura segalanya tak pernah terjadi..?

Bodoh…
Padahal begitu banyak cara dan jalan untukku mengatakan kalau aku mencintaimu…
aku membutuhkanmu…

Telpon, email, sms, ym, bbm, facebook, seribu fasilitas lainnya yang sudah susah payah dikembangkan para pakar informasi dan telekomunikasi untuk membantu dan memfasilitasi kebutuhan komunikasi seperti tak berarti oleh kebodohan dan kepengecutanku…

Apalagi kutitipkan perasaanku melalui rembulan dan bintang untuk disampaikan kepadamu seperti cara pujanggga dan penyair masa lampau yang sedang dimabuk cinta…
jelas-jelas akupun teramat pengecut untuk hal itu…

Dan ketika semuanya sudah terlambat, kegetiran dan rasa pahit pun harus kutelan, kuproses dalam isi perutku, kunikmati perlahan, dan hinga akhirnya lisan yang selama ini hanya bisa terdiam pun mampu berbicara...

“Aku turut berbahagia untukmu… :) “