Jumat, 23 Oktober 2009

SEORANG PRIA TUA DITENGAH RIBUAN BUNGA LAVENDER

Dikisahkan Seorang Pria tua…
Rambutnya sudah memutih..begitu pula dengan berewok’nya..
Mata’nya rabun..
Badan’nya kurus…namun otot-ototnya menonjol,seakan menunjukan kerasnya kehidupan yang ia jalani sehari-hari..
Dia hidup sebatang kara,di bawah Bukit yang jauh dari peradaban kota..dan tidak berpenduduk..

Ia Tidak mempunyai Anak…
Istrinya Telah lama tiada…
Bahkan saudara’pun Ia tak punya….

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya,maka ia di haruskan untuk mengambil “dua buah ember air” setiap hari diatas bukit yang jauh…

“Dua buah ember kayu” ia Pikul setiap harinya…
Raganya Sudah Lapuk…
Tenaganya mungkin juga Sudah tak Cukup Kuat…
Namun Tuntutan Mencukupi kebutuhan Hidup,membuatnya Seakan tak merasa “Letih“ untuk memikul dua buah ember kayu berisi penuh air seharinya…

Namun,tanpa diketahuinya…
Kedua ember kayu yang ia Gunakan Untuk mengambil air sehari-hari’nya itu bocor….

Setiap Ia mengisi kedua ember kayunya penuh Air,maka sampai dirumahnya ia hanya mendapatkan separuh dari isi penuh ember kayu tersebut…

kedua ember kayu yang bocor tersebut mengucur di sepanjang bagian sisi Kiri-Kanan jalan setapak dimana “Pria Tua yang rabun” tersebut biasa melewatinya…


Waktu terus berlalu…
Dan kedua ember kayu “Pria Tua yang rabun” itu’pun masih setia mengairi Bagian sisi kiri-kanan jalan setapak dimana “Pria Tua yang Rabun”Tersebut biasa melewatinya ketika ia mengambil air…

Hingga suatu hari,
saat di tengah-tengah perjalanan pulang dari bukit tempat ia mengambil air dengan ke dua ember kayunya…

Entah mengapa…
Keringatnya mengucur deras…-namun dingin.
Nafasnya semakin menyusut..
Kakinya yang mencengkeram kuat itu tenaga’nya mulai melebur-melemah..bagai gletser yang tersengat matahari.
pandangannya tiba-tiba memudar,hingga bulatan cahaya putih itu semakin membesar –terang..dan kemudian gelap dalam,satu detik.

Dia rubuh…
Jatuh ke tanah…
Begitu juga dengan kedua ember kayu dan seper’empat air yang mengisi’nya-pun turut tumpah…

Ya…
“Pria tua yang rabun” itu’pun akhirnya menemui ajalnya…
ia meninggal di tengah perjalanan’nya mengambil dua buah ember air untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-harinya…

namun,siapa yang akan mengurus jasad “Pria tua”yang rabun itu??
Bukankah,bukit itu jauh dari peradaban kota..dan tak berpenduduk??
Apakah,jasad’nya akan di biarkan begitu saja..Menjadi bangkai..dan membusuk??

Ternyata Tuhan Maha Adil..
Dan Maha Menyayangi Umatnya…

Tanpa di sadari “Pria Tua yang rabun” itu…
Sepanjang perjalanan’nya bertahun-tahun mengambil dua buah ember air untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari..
Kedua buah ember air yang bocor dan setiap hari mengucur di sepanjang kiri-kanan jalan setapak yang biasa ia lewatinya itu ,ternyata membuat bagian Kiri-kanan jalan setapak tersebut tumbuh beribu-ribu bunga Lavender…
Semakin terus bunga Lavender tersebut di siram..maka akan semakin beribu-ribu Bunga Lavender tersebut akan tumbuh…

“Pria Tua yang rabun”itu meninggal di antara ribuan bunga Lavender yang tanpa ia sadari setiap hari ia siram’i..
jasadnya tak bau busuk..melainkan harum ditelan wanginya ribuan bunga Lavender yang tumbuh di kiri –kanan jalan setapak tersebut..

“kini kita tahu..bahwa di setiap kegagalan kita pasti kelak ada hikmah’nya…
sebagaimana kedua Ember kayu yang bocor milik ‘Pria tua yang rabun’ tersebut..
ternyata air yang mengucur di sepanjang perjalanannya mengambil air tersebut bukanlah ke’sia-sia’an/kegagalan yang harus di sesali’nya..
melainkan itu semua adalah suatu rencana Tuhan,yang kelak akan ada hikmahnya..dan tentunya itu adalah yang terbaik dari Tuhan untuk diri kita.” ^Allahua'lam^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar