Sabtu, 05 Desember 2009

JANDA OH JANDA

DALAM masyarakat kita janda lebih menarik perhatian, ada peribahasa “laksana janda baru bangun tidur”, yang menggambarkan perempuan yang menarik,ada suasana sensualnya, pemilihan kata janda menunjukkan perhatian itu, biasanya gambaran perempuan bangun tidur selalu tidak menarik, kusut, tak bersolek, tapi dalam peribahasa ini janda yang baru bangun tidurpun menyimpan daya tarik…

Menyandang status janda apapun masalahnya, sering disebut produk gagal suatu perkawinan, kasus seperti itu tidah hanya dimonopoli salah satu golongan rumah tangga saja, siapapun pasangan suami istri dan dari manapun mereka berasal bila tidak ada lagi komitment dalam perkawinan bisa saja terjadi perceraian. Sebelum memilih bercerai para istri biasanya telah melakukan berbagai upaya negosasi untuk mempertahankan rumah tangganya, hanya saja yang sering terjadi bukannya mendapatkan solusi untuk membenahi kondisi rumah tangganya justru menjadi korban KDRT…

Stigma dalam masyarakat menyandang status janda merupakan hal berat secara psikologis, apalagi stigma itu selalu dianalogikan dengan hal negative. Salah seorang teman saya janda bahkan pernah mengalami perlakuan “kasar” karena dipanggil dengan tidak biasa. Suatu hari dia harus pulang malam, ketika keluar dari bus punggungnya ditepuk oleh tukang sayur tetangga rumah dan mengatakan “dasar janda” meskipun hal itu barang kali lelucon, orang lain yang mendengar bisa berfikir yg lain2.. tapi sebenarnya stigma janda yg tidak baik lebih banya beredar dikalangan istri yg takut suaminya tergoda. Kalau kita sebagai laki2 mau jujur kitalah yg kadang kala selalu usil menggoda para janda, memberikan harapan kepada merekan sehingga diapun luluh dan tergoda tapi ketika suasana itu sudah tidak menguntungkan kita ujung2nya malah sang janda yg disalahkan...

Barang kali semua wanita tidak ingin menjadi janda, tetapi menjadi janda adalah pilihan yg wajib dipilih entah dampak dari keputusan manusia ataupun Tuhan. Naura janda kembang sebelah rumah membuat saya harus “angkat topi” untuknya. Bagaimanapun tidak dia dengan dua anaknya yg masih kecil sudah di tinggal meninggal suaminya karena kecelakaan dan dia harus kerja ekstra keras buat menghidupi keluarganya. Bukan tidak ada lelaki yg mau dengannya bahkan bisa di bilang banyak, tetapi siapapun yg melamarnya pasti di tolaknya dengan halus. Suatu saat saya pernah menanyakan hal ini kepada beliau, dan jawabanya membuat saya sempat “bengong” beberapa saat, dia melakukan ini semua karena rasa cintanya kepada suaminya, dia tidak bisa membagi cintanya dan dia tidak tega menghianati cinta suaminya sehingga dia tidak bisa menerima laki2 lain dalam hidupnya dan untuk itu semua dia rela kerja keras buat menghidupi anak2nya…

Sebagai laki2 kita perlu ingat dan waspada karena siapapun bisa jadi janda… tetangga kita, keluarga kita atau siapaun jadi kita harus bisa membuang jauh2 image negative tentang janda…

1 komentar:

  1. Tapi fenomena yg trjadi saat ini..,banyak janda yg memilih ^bronis^ (brondong manis=red),,sebagai teman dekatnya bahkan menjadi teman curhatnya...,,bagaimana pendapat Penulis mengenai hal ini ?? (suara hati pembaca...)

    BalasHapus