Jumat, 04 Desember 2009

...KKN SALAH SIAPA...

Terhadap kasus2 KKN orang cenderungmenyalahkan pejabat saja, orang2 biasanya menuding para pejabat itu tidak fair, diskriminatif, main duit dan lain sebagainya. Hampir tak ada satupun yang mau menyalahkan masyarakat yang sebenarnya punya andil besar dalam terjadinya KKN, karena KKN tidak mungkin bisa terjadi hanya berasal dari satu arah…

Beberapa hari yang lalu, salah satu teman saya yang kebetulan pejabat penting di suatu daerah bercerita, suatu ketika dia ditangisi keluarga dan teman dekatnya untuk meluluskan anak2 nya dalam suatu tes. Dalam posisi demikian tentunya teman saya itu posisinya sangat dilematis… jika menolong jelas dia dituduh KKN kalaupun tidak masak seorang pejabat penting tidak dapat menolong anak keluarga maupun temannya.. ada unsur gensinya, ada unsur kemanusiaannya, ada unsur pertemananya dan ada unsur kekerabatannya...

Gengsi masak pejabat penting tidak dapat menolong dan mengegolkan anak keluarga juga temannya. Sisi kemanusiaanya juga akan tersentuh karena memang anak keluarga juga temannya itu benar2 butuh pekerjaan.. tapi sekali lagi kalau dia menolong berarti dia melakukan KKN yang konon sangat di benci orang banyak itu, tapi kalau tidak menolong dimana – mana orang banyak melakukannya.
“saya maunya mencoba untuk tidak melakukan KKN tapi ujung2nya malah saya yg disalahkan, lalu yg benar yg mana dan yg salah itu yg mana” gerutu teman saya itu…

Karena itu menurut saya dalam kasus KKN tidak bisa hanya menyalahkan pejabat saja. Setidaknya ada dua alur terjadinya KKN, pertama dari pejabat itu sendiri, pejabat yg sejak awal mentalitasnya tidak baik, dia punya niatan yg besar untuk memperkaya dirinya sendiri dengan segala cara dan yg kedua ada pejabat yg masih punya idealisme, dia amanah, kredibel dan punya integritas pribadi yg cuku tinggi tetapi dia di desak terus oleh keluarga dan teman2 dekatnya..

jadi jika kita semua tidak ingin ada KKN lagi, kita jangan hanya menyalahkan pejabat saja tetapi juga harus berani menyalahkan diri kita sendiri dan masyarakat.. masyarakat jangan iming2 pejabat dan jangan merengek rengek minta tolong kepada pejabat sehingga membuat pejabat tersebut dalam posisi dilematis.. yang pasti jika suatu jabatan bisa dibeli dengan duit maka pemerintah akan terus kesulitan mendapatkan pegawai yg berkwalitas dan hanya akan di penuhi oleh orang2 yg berorieintasi pada duit, duit dan duit, tidak akan ada lagi dedikasi, loyalitas dan tidak ada lagi sifat mau melayani masyarakat tanpa imbalan duit…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar