Selasa, 28 Desember 2010

BAPAK PALING HEBAT SEJAGAT

Saat kutulis surat ini, Beliau genap berusia 72 tahun. Beliau mengajariku banyak hal sampai aku sendiri tidak dapat mengurut dan mendaftar dengan pasti semua petuah yang pernah Beliau berikan untukku. Beliau mengajariku akan hidup dan bagaimana bersikap sebagai orang yang bijak dan beradab lebih banyak dari orang lain yang pernah begitu dekat denganku jika dikumpulkan.

Beliau mengajariku untuk terus berdiri di atas kaki rapuhku, jangan pernah berteriak meminta tolong dan menghiba orang lain membopongmu, kecuali saat kedua kakimu benar-benar telah kaku. Teruslah belajar untuk percaya pada dirimu sendiri; hati, pikiran dan akal yang keluar dari benakmu tidakkan pernah tipu ragamu. Tapi bukan berarti aku melarangmu untuk percaya pada orang lain, bukan.... aku hanya ingin ketika kau benar-benar benci pada orang lain jangan pernah terlalu benci, karena suatu saat nanti mungkin kau akan mencintainya. Begitu juga saat kau mencintai seseorang, simpanlah rasa cintamu yang seratus persen itu -sampai kau benar-benar yakin itulah orang yang bisa kau percayai kelak- karena bisa saja suatu hari nanti ia yang akan menjadi musuhmu. Kita bisa percaya pada seseorang, tapi kita jangan pernah percaya dengan iblis yang ada padanya. Berhati-hatilah dalam hidup ini, karena hidup ini cuma satu kali dan kita tidak tahu apa yang akan menimpa kita besok pagi.

Belajarlah untuk terus menghargai orang lain, singkirkan perasaan membalas tak acuh pada orang yang sinis terhadap penghargaan tulus yang telah kau beri untuknya. Tahukah kamu nak..? Terkadang kebaikan dan penghargaan yang kita beri pada orang lain tidakkan dibalas oleh orang tersebut, terkadang ia malah datang dari orang yang tidak kita duga-duga, tapi itulah buah yang kita tanam. Kita harus yakin buah yang kita tanam belum tentu akan berbuah saat itu juga, bisa saja ia berbuah besok, satu bulan lagi, dua tahun lagi atau malah tidakkan berbuah sama sekali, tapi bukan karena hal terakhir itu yang akhirnya membuat kita berhenti berjuang dan berbuat hal baik dalam hidup ini.

Dengan keistimewaan yang kau miliki buatlah aku terus bangga. Sentuhlah jutaan orang dengan tangan lembutmu. Teruslah menyumbangkan sesuatu yang kau miliki untuk planet kecil ini. Jangan tunggu orang lain berbuat baik untuk mendorongmu juga berbuat baik. Teruslah melakukan apa yang kau pikir dapat merubah konteks sejarah dan dapat juga membuat bumi yang kacau balau ini sedikit lebih teratur.

Bekerja keraslah untukmu dan untuk keluarga yang kau miliki kelak, aku rela tidak kau acuhkan tapi aku tidak kan pernah rela, melihat kau tak memperdulikan keluarga yang akan kamu bina kelak. Mulailah berbuat baik dari keluargamu. Anakmu nanti akan mengikuti segala polah yang kau lakukan. Hati-hatilah mendidik mereka, Jangan terlalu menyalahkan semua yang mereka lakukan, mungkin yang mereka lakukan itu karena ketidak mengertian yang berubah menjadi rasa ingin tahu, mungkin juga yang mereka lakukan itu karena mereka pernah melihat atau mendengar bapaknya juga pernah lakukan hal yang sama. Mereka adalah foto copy-an mu, mereka darah dagingmu juga, jadi jangan terlalu keras mendidik mereka dan jangan terlalu salahkan mereka untuk sayap rasa ingin tahu yang mereka coba kepakkan, sebagaimana aku tak pernah begitu menyalahkanmu saat kau berbuat hal yang buruk. Entah kenapa aku begitu yakin kepadamu..? apa karena aku yang mendidikmu dan yang membesarkanmu..? Tetapi bukan, bukan karena itu aku begitu percaya untuk menyerahkan hidupmu untuk kau jalani sendiri. Aku percaya kau bisa memutuskan semua hal yang menurutmu benar, karena kau manusia istimewa yang aku tahu pasti akan hal itu, dan yang kedua karena kau adalah darah dagingku. Aku juga dulu pernah melakukan hal konyol seperti yang kau lakukan sekarang, tapi dibanding rasa belas dan kasih yang kau punya, rasa bodoh itu tak ada apa-apanya, sekali lagi aku begitu yakin dengan apa yang kunilai dari dirimu karena kau adalah penerus garis keturunanku di jagad raya ini dan aku selalu berdoa untukmu sehabis dzikirku dan selesai tahajudku.

Akan tiba harinya saat tubuh rapuhmu terbaring di atas kain putih yang menyelimuti sebuah kasur dan terletak di sudut sebuah rumah sakit yang sibuk, yang dipenuhi orang-orang hidup atau yang sedang menunggu ajal. Pada saatnya juga akan tiba seorang dokter -yang mungkin adalah sejawatmu- menghampirimu dan mengatakan pada sanak saudaramu -yang berada disisi dimana kau terbaring tak berdaya- bahwa otakmu sudah tak berfungsi untuk semua maksud dan tujuan, hidupmu benar-benar telah berakhir. Kau akan merasa dirimu terbang dan merasakan kau berada di atas istri, anak dan seluruh sanak-saudaramu. Mungkin saat itu kau akan mencoba memegang tangan mereka agar kau benar-benar tak terbawa keatas, karena kau belum siap mempertanggungjawabkan semua dosa yang telah kau buat, saat itu kau mungkin berharap masih diberi umur sedikit lagi sahaja, untuk lanjutkan sebentar sisa hidupmu serta memenuhinya dengan ibadah. Tetapi semua itu sudah terlambat, Allah tak akan mendengar pintamu lagi. Sebelum semua sesalmu itu terjadi, beribadahlah kepada Tuhanmu, nak.... terus cintai DIA, dengan begitulah DIA akan sangat cintakan kamu.

Bapak…

Apakah pantas setelah tiga puluh satu tahun berlalu, setelah semua hal baik yang tak pernah bisa kuhitung telah kau beri padaku, dan setelah darah segarpun mulai mengalir dari bibir pucatmu yang pasi aku mengakui, bahwa semua yang bapak katakan padaku adalah benar dan semua hal buruk yang lebih banyak kulakukan terhadap dirimu dan orang lain adalah memang buruk adanya.

Semoga bapak membaca tulisan ini, semoga bapak juga mengetahui apa yang sebenarnya ada dibenakku. Ini adalah pengakuan tulus dan salah satu pembuktian dari rasa sayangku yang berlebih padamu. Aku anakmu, terlalu malu untuk memberi secarik kertas ini padamu serta menegakkan mukaku di depan wajah gagahmu setelah semua hal buruk yang pernah aku lakukan padamu. Tapi aku berjanji, akan kubuat kau bangga kelak, dengan semua yang telah kau titip padaku selama ini.

Bapak, tulisan ini kudedikasikan untukmu, seandainya aku punya dua nyawa, sebuah akan kuserahkan padamu. Tapi sayang, aku hanya punya satu nyawa tak bisa kucabut sendiri nyawaku ini, tak mungkin juga kuserahkan jiwa kotorku untuk dirimu yang begitu sempurna bagiku. Bapak orang yang sangat kucinta lebih dari orang lain, hanya aku terlambat menyadarinya dan juga belum pernah langsung mengatakannya padamu. Bagiku kau adalah “bapak paling hebat sejagat” tak peduli apa kata orang lain....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar