Selasa, 15 Juni 2010

GADIS BERHIJAB

Terasa indah bila kulihat parasnya.
Tertutup birunya langit dari kesejukan hatinya.
Gadis berhijab itu…
Berbalut wangi membarakan kesungguhanku pada Illahi Robbi.
Penuh asa dan cinta dia menyapaku
Bertanya “sudah kah Antum menemui undanganNya. Untuk sekadar hadir didua pertiga malam..?”
Aku terkesiap, sepanjang perjalanan cinta, tak seorangpun gadis menayakan hal seperti itu.

Bolehkah Aku meminta hatinya Tuhan..?
Bolehkah Aku singgah di alam indahnya kreasiMu..?
Bolehkah Aku menjadikan dia, ibu dari anak-anak..?
Bolehkah Aku memintanya mendampingi di sisa hidup pengabdianku untukMU..?

Gadis berhijab itu , auranya sampai pada kebaikan malam.
mewarnai “kamboja” yang dianggap bunga kematian.

Gadis berhijab itu.
Menggambarkan kesetiaan, menggambarkan sucinya harapan pada kebenaran kitab suci.
Gadis berhijab itu. Menyegarkan dunia yang mulai gersang.
Menggantikan hujan di musim kemarau, menggantikan embun yang tak mau hadir di dedaunan hijau.

Gaun engkau yang bermartabat, menandakan bangsa ini penuh dengan keindahan.
Seindah alunan syair-syair Jalaludin Rummi dan seindah hari di mana terlahir seorang anak bagi ibu yang sembilan bulan mengandungnya.

Gadis berhijab, maukah kau ku jadikan sandaran..?
Akan kulindungi engkau dari ketamakan dunia dan kemunafikan nafsu sesaat.
Akan kulindungi engkau dari penderitaan yang tak berkesudahan.

Maukah engkau mempercayai laki-laki yang mencari gadis yang mempunyai kesempatan berbuat baik..?
Engkau tidak setegar Siti Hajar
Engkau tidak sebijaksana Siti Khodijah
Engkau tidak secantik Siti Aisyah
Engkau tidak semesra Siti Hawa.
Aku hanya percaya Kau adalah gadis berhijab berpakaian martabat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar